#1 Your Trusted Business Partner

SNI Biskuit: Standar Mutu dan Keamanan Produk Biskuit di Indonesia

Galih Nugroho

sni biskuit - Narmadi.co.id

Bayangkan seorang ibu sedang memilih cemilan untuk anaknya di rak makanan ringan sebuah supermarket. Di tengah banyaknya pilihan, ia berhenti sejenak dan mengambil dua bungkus biskuit. Keduanya terlihat menarik, tapi hanya satu yang mencantumkan label SNI di kemasannya. Tanpa ragu, ia memilih biskuit bersertifikat SNI karena baginya, keamanan dan mutu makanan keluarga adalah prioritas.

Kisah sederhana ini mencerminkan peran besar Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam membentuk kepercayaan konsumen. Di balik cemilan renyah dan manis yang tampak sepele, terdapat standar ketat yang memastikan biskuit tersebut aman dikonsumsi, diproduksi secara higienis, dan memenuhi mutu gizi yang telah ditentukan. Dalam industri makanan ringan, SNI biskuit adalah pilar penting yang menghubungkan perlindungan konsumen dengan keberlanjutan bisnis produsen.

Apa itu SNI Biskuit?

SNI Biskuit mengacu pada SNI 2973, yaitu standar teknis yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk mengatur mutu dan keamanan produk biskuit. Cakupannya meliputi berbagai jenis produk seperti biskuit biasa, krekers, kukis, wafer, dan pai.

Namun, tidak semua produk termasuk dalam cakupan ini. Produk seperti biskuit assorted, bar sereal isi, egg roll, dan crepes dikecualikan dari SNI ini karena memiliki karakteristik bahan dan proses produksi yang berbeda.

Tujuan dan Manfaat SNI Biskuit

Penerapan SNI biskuit bertujuan untuk:

  • Melindungi konsumen dari risiko pangan yang tidak aman.
  • Menjamin keadilan perdagangan dengan menetapkan standar mutu yang adil.
  • Mendukung industri biskuit dalam meningkatkan daya saing dan inovasi produk.
  • Menyesuaikan regulasi dengan perkembangan teknologi pangan dan peraturan terbaru.

Bagi produsen, kepatuhan terhadap SNI juga membantu dalam menembus pasar ekspor yang mensyaratkan standar kualitas tertentu.

Persyaratan Mutu SNI Biskuit

SNI Biskuit menetapkan berbagai persyaratan mutu yang wajib dipenuhi oleh produsen. Syarat lengkapnya bisa dilihat di atas:

Syarat fisik dan sensorik

Biskuit harus memiliki warna, bau, dan rasa yang normal, tanpa indikasi kerusakan atau kontaminasi.

Kadar air

Kadar air maksimal 5% fraksi massa, guna menjaga kerenyahan dan daya simpan.

Abu tidak larut dalam asam

Maksimal 0,1%, menunjukkan kemurnian bahan dan proses produksi yang higienis.

Kandungan protein

Minimal 4,5% hingga 5%, tergantung jenis biskuit dan versi SNI yang digunakan.

Bilangan asam

Nilai maksimal 2,0 mg KOH/g lemak, menunjukkan tingkat kesegaran lemak dalam produk.

Cemaran logam berat

Batas maksimum ditentukan untuk logam seperti:

  • Timbal 0,50 mg/kg
  • Kadmium 0,20 mg/kg
  • Timah 40 mg/kg
  • Arsenik 0,50 mg/kg
  • Merkuri 0,05 mg/kg

Cemaran mikroba

Tiap jenis produk memiliki batas mikroba berbeda, termasuk E. coli, Salmonella, dan Total Plate Count (TPC). Pengujian mengikuti metode ISO yang relevan.

Proses Pengujian dan Sertifikasi SNI Biskuit

Pengujian dilakukan melalui pengambilan sampel yang representatif dan diuji di laboratorium terakreditasi. Proses sertifikasi meliputi:

  • Pengajuan ke Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro)
  • Audit sistem produksi dan mutu
  • Verifikasi hasil uji laboratorium
  • Penerbitan sertifikat SNI jika seluruh syarat terpenuhi

Sertifikasi ini tidak hanya bersifat legal, tetapi juga menjadi nilai jual tambahan bagi produk.

Revisi dan Perkembangan Terbaru SNI Biskuit

SNI 2973:2022 merupakan versi terbaru yang berlaku saat ini. Revisi ini mencakup penambahan parameter penting seperti kadar deoksinivalenol (DON), yaitu jenis mikotoksin yang dapat muncul pada produk berbasis gandum.

Pembaruan ini dilakukan melalui proses konsultasi publik dan kajian teknis oleh BSN agar selaras dengan peraturan keamanan pangan nasional dan internasional.

Penerapan SNI Biskuit di Industri

SNI Biskuit: Standar Mutu dan Keamanan Produk Biskuit di Indonesia

Data BSN menunjukkan peningkatan jumlah produsen biskuit yang telah bersertifikasi SNI dalam beberapa tahun terakhir. Namun, Industri Kecil Menengah (IKM) masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan biaya uji laboratorium dan adaptasi sistem mutu.

Pemerintah terus mendorong penerapan SNI melalui fasilitasi sertifikasi gratis, pelatihan, dan kemitraan dengan lembaga pendamping. Bagi produsen besar, SNI menjadi alat strategis untuk memperluas pasar dan meningkatkan reputasi merek.

Itulah sebabnya kami hadir sebagai solusi bagi industri berskala besar yang membutuhkan pendampingan dalam proses sertifikasi SNI biskuit. Kami berharap kehadiran kami dapat mempermudah setiap tahapan dalam memperoleh sertifikasi tersebut. Selain sertifikasi SNI, kami juga menyediakan layanan jasa sertifikasi DJID untuk perangkat telekomunikasi.

Penerapan SNI biskuit menjadi jaminan utama dalam menjaga mutu dan keamanan pangan yang beredar di pasar Indonesia. Dengan standar yang jelas, konsumen dapat memilih produk dengan lebih percaya diri, sementara produsen dapat meningkatkan daya saing secara berkelanjutan.

Kepatuhan terhadap standar ini bukan hanya kewajiban hukum, tapi juga bagian dari komitmen pelaku industri dalam memberikan produk terbaik untuk masyarakat.

Tags

biskuit SNI

Related Post

Leave a Comment