#1 Your Trusted Business Partner

Mengenal Apa Itu DSRC, Cara Kerja dan Regulasinya di Indonesia

Galih Nugroho

dsrc - Narmadi.co.id

Pernah kebayang enggak sih kalau mobil bisa “ngobrol” satu sama lain di jalan? Misalnya, saat mobil depan ngerem mendadak, mobil Anda langsung tahu dan bisa ikut ngerem otomatis. Kedengarannya futuristik, ya? Tapi teknologi semacam itu bukan mimpi lagi. Salah satu kunci utamanya adalah Dedicated Short-Range Communications atau lebih dikenal dengan DSRC.

Dedicated Short-Range Communication bukan sekadar istilah teknis. Ini adalah sistem komunikasi nirkabel jarak pendek yang dibuat khusus buat kebutuhan transportasi, khususnya sistem transportasi cerdas (Intelligent Transport System/ITS). Yuk, kita bahas secara lebih lengkap teknologi DSRC, dari pengertian, cara kerja, sampai regulasi resminya di Indonesia.

Apa itu DSRC?

Apa itu DSRC

DSRC adalah teknologi yang memungkinkan kendaraan saling bertukar data secara cepat dan langsung. Jadi, bukan cuma komunikasi antar kendaraan (Vehicle-to-Vehicle / V2V), tapi juga antara kendaraan dan infrastruktur jalan seperti lampu lalu lintas atau rambu pintar (Vehicle-to-Infrastructure / V2I).

Tujuannya? Jelas: Meningkatkan keselamatan, mengurangi kecelakaan, dan bikin sistem lalu lintas lebih efisien. Bayangin kalau setiap mobil bisa saling memberi tahu kondisi di sekitar, kemacetan, kecelakaan, atau bahkan cuaca buruk di depan. Semua informasi itu bisa dikirim dalam hitungan milidetik.

Kalau dibandingkan dengan teknologi lain seperti C-V2X (Cellular Vehicle-to-Everything), perangkat ini punya keunggulan di sisi latensi. DSRC bisa mengirim data nyaris tanpa jeda, karena komunikasinya langsung, tanpa harus lewat jaringan seluler.

Kelebihan Dedicated Short-Range Communications

Kelebihan Dedicated Short-Range Communications

Sebelum bahas teknis lebih dalam, mending kita lihat dulu apa aja sih keunggulan perangkat ini yang bikin teknologi ini dilirik banyak negara, termasuk Indonesia.

Latensi super rendah

Salah satu nilai jual terbesar Dedicated Short-Range Communications adalah kemampuannya mengirim data dengan latensi yang nyaris nol. Artinya, waktu antara tombol ditekan (atau sensor mendeteksi sesuatu) hingga data diterima pihak lain sangat cepat, hanya dalam hitungan milidetik. Di dunia keselamatan jalan, kecepatan seperti ini bisa bikin perbedaan besar.

Koneksi langsung dan lokal

Perangkat ini tidak perlu jaringan seluler atau internet untuk bekerja. Komunikasinya langsung antar perangkat (point-to-point), sehingga tetap bisa berfungsi bahkan di daerah tanpa sinyal seluler. Ini bikin sistem jadi lebih andal dan mandiri.

Stabil dan konsisten

Karena Dedicated Short-Range Communications bekerja di frekuensi khusus dan menggunakan protokol yang sudah terstandarisasi secara global (seperti IEEE 802.11p), kualitas komunikasinya cenderung konsisten dan tahan gangguan, bahkan di lingkungan lalu lintas padat atau kondisi cuaca buruk.

Sudah teruji dan matang

Teknologi ini bukan barang baru. Di banyak negara, Dedicated Short-Range Communications sudah digunakan dalam sistem transportasi sejak bertahun-tahun lalu. Artinya, dari sisi teknis dan operasional, perangkat ini sudah matang dan siap pakai, tidak seperti beberapa teknologi lain yang masih dalam tahap pengembangan atau uji coba.

Mendukung privasi dan keamanan

Karena komunikasi bersifat lokal dan langsung, perangkat ini relatif lebih aman dari potensi penyadapan jaringan atau serangan dari pihak ketiga. Protokolnya pun dirancang dengan mempertimbangkan enkripsi dan validasi data, jadi cocok untuk aplikasi kritis seperti sistem pengereman otomatis atau peringatan tabrakan.

Cara Kerja

Perangkat ini bekerja lewat sinyal radio. Tapi bukan kayak radio biasa, ya. Komunikasinya terjadi pada frekuensi khusus dan hanya dalam jarak pendek. Walau begitu, kecepatannya enggak main-main. Informasi bisa dikirim dalam waktu yang sangat cepat, ini yang bikin perangkat ini cocok banget buat aplikasi keselamatan.

Dalam sistemnya, ada dua komponen utama:

  • On Board Unit (OBU): Perangkat yang terpasang di kendaraan. Dia yang kirim dan terima data dari kendaraan lain atau dari infrastruktur.
  • Road Side Unit (RSU): Perangkat yang dipasang di tepi jalan. Fungsinya mirip ‘menara pengawas’ yang jadi penghubung antar kendaraan dan sistem transportasi kota.

Misalnya, Anda lagi nyetir di jalan tol. Tiba-tiba ada kecelakaan beberapa ratus meter di depan. RSU bisa mendeteksi kondisi itu dan langsung kirim notifikasi ke OBU di mobil Anda. Tanpa harus tunggu visual atau radio, Anda udah tahu ada bahaya dan bisa antisipasi.

Regulasi di Indonesia

Mengenal Apa Itu DSRC, Cara Kerja dan Regulasinya di Indonesia

Seperti halnya sinyal WiFi atau Bluetooth, perangkat ini juga punya jalur frekuensi sendiri. Secara global, teknologi ini beroperasi di sekitar 5.9 GHz. Nah, di Indonesia, penggunaan frekuensi untuk perangkat ini sudah diatur secara resmi lewat Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika (KEPMEN KOMINFO) Nomor 260 Tahun 2024.

Dalam regulasi ini dijelaskan berbagai ketentuan teknis yang harus dipatuhi, mulai dari pita frekuensi yang boleh digunakan, batas daya pancar maksimum, sampai standar pengujian yang wajib diikuti. Biar lebih gampang dibaca, berikut gambaran ringkasnya:

Pita Frekuensi OperasiMaksimum Daya PancarEmisi SpuriousMetode PengujianLebar Pita
5725 – 5850 MHz≤ 33 dBm EIRPEN 300 674-2-1EN 300 674-2-1Lebar pita ≤ 10 MHz
≤ -21 dBm EIRP pada boresight untuk Set A; dan ≤ -14 dBm EIRP pada boresight untuk Set BEN 300 674-2-2EN 300 674-2-2Lebar pita ≤ 10 MHz
5850 – 5925≤ 33 dBm EIRPEN 302 571EN 302 571Lebar pita ≤ 10 MHz

Standar-standar di atas enggak cuma ngatur soal performa frekuensi aja, tapi juga menyangkut keamanan, kompatibilitas elektromagnetik, dan kualitas perangkat secara menyeluruh. Jadi, perangkat yang beredar di Indonesia benar-benar diuji kelayakannya dari segala sisi.

Kalau semua syarat teknis ini sudah terpenuhi, maka perangkat tersebut akan mendapat Laporan Hasil Uji (LHU). Nah, LHU inilah yang kemudian bisa Anda gunakan buat mengurus sertifikasi produk yang resmi dari Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital (DJID).

Perlu diingat juga, setiap perangkat telekomunikasi, baik yang dibuat di dalam negeri, diimpor, atau bahkan dirakit, wajib punya sertifikasi DJID sebelum bisa dipasarkan atau dipakai di Indonesia. Sertifikasi ini bukan cuma formalitas, tapi bukti bahwa perangkat Anda aman dan sesuai standar nasional.

Kalau Anda adalah produsen, distributor, atau importir perangkat DSRC dan merasa proses pengurusan sertifikasinya agak membingungkan atau memakan waktu, bekerja sama dengan jasa sertifikasi DJID bisa jadi solusi yang praktis dan efisien. Mereka bisa bantu mengurus dokumen, pengujian, hingga beres dapat sertifikat, tanpa Anda harus ribet sendiri.

Sudah Mulai Dipakai di Indonesia?

Meski belum masif, perangkat ini sudah mulai diuji coba di beberapa daerah. Beberapa proyek transportasi pintar seperti sistem tol otomatis, manajemen lalu lintas kota, hingga integrasi ke program smart city mulai melirik teknologi ini.

Misalnya, di jalan tol, perangkat ini bisa bantu kirim data real-time soal kepadatan kendaraan ke pusat kontrol. Atau di kota, RSU bisa kerja sama dengan lampu lalu lintas untuk mengatur durasi lampu secara dinamis berdasarkan kondisi lalu lintas.

Tapi tentu saja, masih ada tantangan. Mulai dari infrastruktur yang belum merata, biaya investasi, sampai soal adopsi di level pengguna. Belum semua kendaraan punya OBU, dan belum semua RSU terpasang. Tapi pelan-pelan, ini arahnya ke sana. <UN>

FAQ

Berikut pertanyaan umum seputar Dedicated Short-Range Communications:

Apa itu DSRC dan fungsinya di jalan raya?

DSRC adalah sistem komunikasi nirkabel jarak pendek yang memungkinkan kendaraan saling bertukar data secara real-time. Fungsinya adalah meningkatkan keselamatan, memberi peringatan dini, dan mendukung sistem transportasi cerdas.

Apa bedanya DSRC dengan teknologi komunikasi kendaraan lain seperti C-V2X?

DSRC bekerja lewat komunikasi langsung antar perangkat (tanpa jaringan seluler), sehingga latensinya sangat rendah. C-V2X butuh infrastruktur seluler dan lebih cocok untuk sistem berskala luas.

Apakah DSRC sudah digunakan di Indonesia?

Meskipun belum secara masif, DSRC sudah mulai diuji coba di beberapa proyek seperti sistem jalan tol otomatis dan pengaturan lampu lalu lintas pintar di kota-kota besar.

Tags

ITS

Related Post

Leave a Comment

Ready to talk?   Get in touch with our friendly team of experts.   We’re ready to assist you.