#1 Your Trusted Business Partner

Teknologi Bluetooth: Sejarah hingga Regulasinya di Indonesia

Galih Nugroho

teknologi bluetooth - Narmadi.co.id

Di era digital yang serba cepat ini, kemampuan untuk menghubungkan perangkat tanpa kabel telah menjadi kebutuhan esensial. Teknologi Bluetooth, yang sering kita temui dalam berbagai perangkat seperti smartphone, earphone, dan speaker, memainkan peran penting dalam memfasilitasi konektivitas nirkabel. 

Namun, tahukah Anda bagaimana teknologi ini berkembang dan menjadi begitu penting? Mari kita pelajari lebih dalam tentang teknologi Bluetooth, mulai dari sejarahnya hingga evolusi yang menjadikannya salah satu standar komunikasi nirkabel paling penting di dunia.

Sejarah Teknologi Bluetooth

teknologi bluetooth

Teknologi Bluetooth pertama kali dikembangkan pada tahun 1994 oleh perusahaan telekomunikasi asal Swedia, Ericsson. Nama “Bluetooth” diambil dari nama raja Denmark abad ke-10, Harald “Bluetooth” Gormsson, yang terkenal karena menyatukan wilayah-wilayah yang terpecah. 

Nama ini dipilih karena dianggap mewakili kemampuan teknologi Bluetooth dalam menyatukan berbagai perangkat yang berbeda.

Bluetooth resmi diperkenalkan kepada publik pada tahun 1998 oleh Bluetooth Special Interest Group (SIG), sebuah konsorsium yang terdiri dari perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Ericsson, Intel, IBM, Nokia, dan Toshiba. 

Konsorsium ini bertanggung jawab atas pengembangan dan standarisasi teknologi Bluetooth, menjadikannya teknologi yang digunakan secara global.

Perkembangan Teknologi Bluetooth

Teknologi Bluetooth: Sejarah hingga Regulasinya di Indonesia

Sejak pertama kali diperkenalkan, Bluetooth telah mengalami perkembangan pesat. Berikut adalah beberapa milestone penting dalam evolusi teknologi Bluetooth:

1. Bluetooth 1.0 dan 1.1

Versi pertama Bluetooth dirilis pada akhir 1990-an dan awal 2000-an. Versi ini memungkinkan transfer data hingga 1 Mbps, tetapi memiliki beberapa keterbatasan dalam hal kompatibilitas dan stabilitas koneksi. 

Meskipun demikian, versi ini berhasil membangun fondasi untuk teknologi yang lebih canggih di masa depan.

2. Bluetooth 2.0 + EDR (Enhanced Data Rate)

Diluncurkan pada tahun 2004, Bluetooth 2.0 membawa peningkatan signifikan, termasuk Enhanced Data Rate (EDR), yang meningkatkan kecepatan transfer data hingga 3 Mbps. Ini juga memperbaiki masalah kompatibilitas yang ada pada versi sebelumnya, memungkinkan perangkat untuk saling terhubung dengan lebih cepat dan stabil.

3. Bluetooth 3.0 + HS (High Speed)

Bluetooth 3.0 dirilis pada tahun 2009 dengan fitur High Speed (HS), yang memungkinkan kecepatan transfer hingga 24 Mbps dengan menggunakan WiFi sebagai media transfer. Fitur ini membuat Bluetooth lebih efisien dalam mentransfer file besar seperti video dan data multimedia, tanpa mengorbankan stabilitas koneksi.

4. Bluetooth 4.0 (2010)

Pada tahun 2010, Bluetooth 4.0 memperkenalkan fitur Low Energy (LE), yang dirancang untuk perangkat yang membutuhkan konsumsi daya rendah seperti sensor kebugaran, jam tangan pintar, dan perangkat Internet of Things (IoT). 

Bluetooth LE memungkinkan perangkat untuk terhubung tanpa menguras baterai, sehingga sangat cocok untuk aplikasi yang membutuhkan daya tahan baterai yang lama.

5. Bluetooth 5.0 (2016)

Dirilis pada tahun 2016, Bluetooth 5.0 meningkatkan jangkauan, kecepatan, dan kapasitas pesan broadcast, menjadikannya lebih efisien untuk perangkat IoT dan aplikasi smart home.

Bluetooth 5.0 memiliki jangkauan empat kali lebih luas dan kecepatan dua kali lebih cepat dibandingkan dengan versi sebelumnya, memungkinkan lebih banyak perangkat untuk terhubung secara bersamaan tanpa mengurangi kualitas koneksi.

6. Bluetooth 5.1 dan 5.2

Bluetooth 5.1 dan 5.2 memperkenalkan capability direction finding, yang memungkinkan perangkat untuk mendeteksi arah sinyal Bluetooth dengan lebih akurat. Ini sangat penting untuk aplikasi pelacakan lokasi, terutama di ruang dalam (indoor), seperti dalam smart buildings atau pengelolaan gudang pintar.

7. Bluetooth 5.4 dan Bluetooth 6.0

Pada tahun 2024, Bluetooth terus berkembang dengan hadirnya beberapa fitur baru melalui Bluetooth 5.4 dan pengenalan Bluetooth 6.0.

Bluetooth 5.4

  • Periodic Advertising with Responses (PAwR): Fitur ini memungkinkan komunikasi dua arah dengan konsumsi daya rendah pada mode tanpa koneksi, menjadikannya sangat ideal untuk perangkat Internet of Things (IoT) seperti sensor dan aktuator.
  • Encrypted Advertising Data: Fitur ini menghadirkan transfer data yang lebih aman, memungkinkan peningkatan privasi dalam jaringan Bluetooth yang lebih besar. Ini sangat penting dalam aplikasi komersial dan industri.

Bluetooth 6.0

  • Channel Sounding: Teknologi ini memungkinkan pelacakan jarak yang lebih presisi, yang sangat berguna untuk aplikasi location-based services seperti pelacakan dalam ruangan dan asset tracking.
  • Peningkatan dalam Pengiklanan dan Saluran Isochronous: Memperbaiki efisiensi komunikasi antar perangkat, khususnya dalam aplikasi low-latency audio dan skenario penggunaan lain yang memerlukan waktu respons cepat.

Selain itu, LE Audio (Low Energy Audio) terus berkembang, terutama dengan inovasi Auracast™ Broadcast Audio. Fitur ini memungkinkan perangkat seperti smartphone atau TV untuk menyiarkan beberapa aliran audio ke banyak penerima, seperti earbud atau speaker.

Teknologi ini dapat digunakan di ruang publik seperti bandara atau teater untuk memfasilitasi pengalaman audio yang lebih inklusif​

Bagaimana Bluetooth Bekerja?

Bluetooth bekerja dengan menggunakan frekuensi radio dalam pita 2.4 GHz untuk mentransmisikan data antara perangkat yang terhubung. 

Saat dua perangkat terhubung, mereka membentuk pairing melalui proses yang dikenal sebagai handshaking, di mana perangkat mengenali satu sama lain dan membangun koneksi yang aman.

Setelah koneksi terbentuk, Bluetooth menggunakan protokol komunikasi yang memungkinkan perangkat saling bertukar data tanpa gangguan. Salah satu keunggulan utama dari Bluetooth adalah kemampuannya untuk menghubungkan perangkat dalam jarak yang relatif dekat (biasanya hingga 10 meter untuk versi standar, tetapi bisa lebih jauh dengan versi 5.0 dan 6.0).

Aplikasi Bluetooth dalam Kehidupan Sehari-hari

Teknologi Bluetooth: Sejarah hingga Regulasinya di Indonesia

Teknologi Bluetooth tidak hanya terbatas pada smartphone atau perangkat hiburan. Bluetooth telah menjadi bagian integral dari berbagai aspek kehidupan modern, termasuk:

  • Wearable devices: Perangkat seperti jam tangan pintar dan fitness tracker menggunakan Bluetooth untuk mengumpulkan data pengguna dan mengirimkannya ke ponsel atau komputer.
  • Internet of Things (IoT): Dalam dunia IoT, Bluetooth memungkinkan perangkat seperti lampu pintar, kunci pintar, dan sensor rumah tangga untuk berkomunikasi dan dikontrol secara nirkabel.
  • Industri otomotif: Teknologi Bluetooth memungkinkan koneksi hands-free antara smartphone dan sistem hiburan di mobil, sehingga memudahkan pengemudi untuk menerima panggilan, mendengarkan musik, dan menggunakan perintah suara.

Keamanan dalam Penggunaan Bluetooth

Meskipun Bluetooth menawarkan kemudahan konektivitas, risiko keamanan tetap ada. Serangan siber seperti Bluejacking, Bluesnarfing, dan Bluebugging adalah ancaman nyata terhadap perangkat Bluetooth. 

Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah keamanan seperti mematikan Bluetooth saat tidak digunakan, menghindari pairing dengan perangkat yang tidak dikenal, dan menggunakan perangkat dengan enkripsi yang kuat.

Regulasi Bluetooth di Indonesia: Pentingnya Sertifikasi SDPPI

Dalam konteks penggunaan perangkat Bluetooth di Indonesia, setiap alat atau perangkat yang memiliki fitur Bluetooth wajib memenuhi standar pengujian Bluetooth yang ditetapkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI). Ketentuan ini diatur dalam Keputusan Menteri (KEPMEN) Nomor 260 Tahun 2024.

Sesuai dengan KEPMEN tersebut, perangkat Bluetooth harus melalui proses sertifikasi dan pengujian untuk memastikan perangkat aman digunakan, tidak mengganggu frekuensi lain, serta memenuhi standar kualitas yang berlaku. Pengujian mencakup aspek teknis dan keselamatan untuk memastikan perangkat dapat berfungsi dengan baik tanpa menyebabkan gangguan pada spektrum frekuensi di sekitarnya.

Sertifikasi ini memberikan jaminan kepada pengguna bahwa perangkat Bluetooth yang mereka gunakan telah memenuhi standar keamanan dan kualitas. Bagi produsen dan importir, memperoleh sertifikasi SDPPI adalah langkah wajib sebelum perangkat Bluetooth dapat dipasarkan secara resmi di Indonesia.

Untuk mempermudah proses ini, produsen dapat memanfaatkan layanan jasa sertifikasi SDPPI yang andal. Mematuhi regulasi ini tidak hanya memastikan kepatuhan terhadap hukum, tetapi juga mendorong perkembangan teknologi Bluetooth yang lebih aman dan luas di Indonesia.

FAQ

Berikut pertanyaan-pertanyaan terkait teknologi Bluetooth dan hal-hal yang berkaitan dengan perizinan Bluetooth di Indonesia:

Apa itu Bluetooth

Bluetooth adalah teknologi nirkabel yang memungkinkan perangkat elektronik berkomunikasi atau saling bertukar data jarak dekat tanpa menggunakan kabel, seperti antara ponsel dan earphone.

Bluetooth menggunakan jenis jaringan apa?

Bluetooth menggunakan jaringan Personal Area Network (PAN), yang memungkinkan komunikasi antar perangkat dalam jarak dekat, biasanya hingga 10 meter.

Apa fungsi utama Bluetooth?

Fungsi utama Bluetooth adalah menghubungkan perangkat secara nirkabel dalam jarak dekat untuk berbagi data atau berkomunikasi, seperti menghubungkan ponsel dengan earphone, speaker, atau perangkat lain tanpa memerlukan kabel.

Apa saja persyaratan pengujian Bluetooth untuk perizinan SDPPI di Indonesia?

Berikut adalah dokumen persyaratan pengujian Bluetooth yang ada pada alat atau perangkat elektronik:

1. Spesifikasi produk yang mencantumkan nama model yang tepat dan sama persis dengan model yang diajukan.
2. Foto produk yang jelas, menampilkan perangkat dari berbagai sudut untuk memverifikasi desain dan bentuknya.
3. Jenis modulasi dari fitur Bluetooth, yang menjelaskan cara sinyal dikirimkan melalui gelombang radio pada perangkat.
4. Nilai gain antena dari fitur RF (diukur dalam dBi), yang menunjukkan seberapa besar peningkatan sinyal pada antena yang digunakan perangkat.
5. SOP pengujian dan perangkat lunak yang digunakan selama pengujian untuk memastikan bahwa perangkat tersebut berfungsi sesuai standar yang berlaku.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan sertifikasi SDPPI di Indonesia untuk perangkat Bluetooth?

Waktu pemrosesan sertifikasi SDPPI bergantung pada jalur aplikasi yang dipilih. Jika menggunakan jalur paperwork (hanya evaluasi dokumen), waktu prosesnya relatif lebih singkat, yaitu sekitar 3-5 hari kerja setelah semua dokumen yang diperlukan diterima.

Namun, jika perangkat perlu melalui pengujian lokal (local test), waktu pemrosesannya bisa memakan waktu lebih lama, dengan estimasi 4 minggu sejak sampel perangkat dan dokumen yang diperlukan diterima untuk pengujian.

Siapa yang harus menjadi pemohon sertifikasi SDPPI di Indonesia untuk perangkat Bluetooth, produsen atau importir?

Berdasarkan Pasal 10 dan 11 dari Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 3 Tahun 2024, pemohon sertifikasi atau pemegang sertifikat SDPPI dapat berasal dari beberapa kategori, yaitu:

1. Pelaku Usaha, yang meliputi:
– Pemegang merek terdaftar di Indonesia.
– Perwakilan atau distributor resmi yang ditunjuk oleh pemegang merek.
– Produsen atau perakit perangkat telekomunikasi untuk pemegang merek.
– Produsen atau perakit perangkat telekomunikasi yang membuat perangkat untuk kepentingan mereka sendiri.

2. Badan Administrasi Negara.
3.
Organisasi Internasional.
4. Perorangan.

Dengan demikian, baik produsen maupun importir yang sesuai dengan kategori di atas dapat menjadi pemohon sertifikasi SDPPI untuk perangkat Bluetooth di Indonesia.

Berapa lama masa berlaku Sertifikasi SDPPI Indonesia untuk Persetujuan Tipe?

Berdasarkan Pasal 18 dari Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 3 Tahun 2024, sertifikasi SDPPI Type Approval tidak memiliki batas waktu masa berlaku.

Namun, pemegang sertifikat harus memproduksi, merakit, atau mengimpor perangkat telekomunikasi untuk diperdagangkan dan/atau digunakan di wilayah Indonesia tidak lebih dari 3 tahun setelah sertifikat diterbitkan.

Jika setelah 3 tahun pemegang sertifikat masih ingin memproduksi atau mengimpor perangkat tersebut, maka mereka wajib memenuhi standar teknis terbaru yang dibuktikan dengan pengujian ulang dan mendapatkan sertifikat baru.

Tags

Bluetooth

Related Post

Leave a Comment

Ready to talk?   Get in touch with our friendly team of experts.   We’re ready to assist you.