Mic wireless kini menjadi salah satu perangkat audio yang paling banyak digunakan, baik untuk keperluan profesional maupun pribadi. Dari pembawa acara, content creator, musisi, hingga instruktur olahraga, mic wireless memberikan fleksibilitas dan kenyamanan tanpa kabel yang mengganggu.
Namun, dengan banyaknya pilihan mic wireless di pasaran, bagaimana cara memilih yang terbaik sesuai kebutuhan? Selain itu, apakah semua mic wireless bisa digunakan di Indonesia? Ternyata, ada regulasi penting yang harus diperhatikan sebelum membeli mic wireless, terutama terkait sertifikasi DJID.
Di artikel ini, kita akan membahas jenis-jenis mic wireless, cara memilih yang terbaik, hingga regulasi penggunaannya di Indonesia, agar Anda tidak salah pilih dan bisa menggunakan perangkat ini dengan aman dan legal.
Daftar isi
Apa itu Mic Wireless?

Mic wireless atau mikrofon nirkabel adalah jenis mikrofon yang dapat menangkap suara tanpa menggunakan kabel. Perangkat ini mengandalkan teknologi frekuensi radio (RF) atau Bluetooth untuk mengirimkan sinyal suara ke perangkat penerima.
Mic wireless menjadi solusi ideal bagi pengguna yang membutuhkan kebebasan bergerak, seperti pembicara, penyanyi, content creator, dan reporter. Kepraktisan tanpa kabel membuatnya lebih fleksibel dan mengurangi risiko gangguan akibat kabel kusut atau terbatasnya panjang kabel.
Jenis-Jenis Mic Wireless
Sebelum membeli, penting untuk memahami jenis-jenis mic wireless yang tersedia di pasaran. Berikut adalah tiga jenis mic wireless yang paling umum digunakan:
Handheld wireless microphone

Mic wireless jenis handheld berbentuk seperti mikrofon biasa tetapi tanpa kabel. Mikrofon ini sering digunakan dalam:
- Konser musik
- Seminar dan presentasi
- Acara hiburan dan MC
Mic ini mudah digunakan dan memiliki range frekuensi yang luas, sehingga cocok untuk berbagai kebutuhan profesional.
Lavalier wireless microphone (clip-on mic)

Lavalier atau clip-on mic adalah mikrofon kecil yang dapat dijepitkan di pakaian. Biasanya digunakan dalam:
- Produksi video (YouTube, podcast, wawancara)
- Presentasi dan seminar
- Konten media sosial
Karena ukurannya kecil dan hampir tidak terlihat, lavalier mic menjadi pilihan populer bagi content creator dan pembicara publik.
Headset wireless microphone

Headset mic dipakai di kepala dan memiliki mikrofon yang dekat dengan mulut pengguna. Jenis ini banyak digunakan oleh:
- Instruktur fitness dan pelatih olahraga
- Pembicara yang membutuhkan kebebasan tangan
- Penyanyi atau musisi
Mic ini menawarkan stabilitas suara yang baik tanpa perlu dipegang atau dijepitkan ke pakaian.
Cara Memilih Mic Wireless yang Tepat
Saat memilih mic wireless, ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan agar mendapatkan perangkat dengan kualitas terbaik dan sesuai kebutuhan. Berikut adalah panduan lengkapnya:
Kualitas suara dan noise-cancellation
Kualitas suara merupakan faktor utama dalam memilih mic wireless, terutama jika digunakan untuk rekaman atau live performance. Pastikan memilih mic yang mampu menghasilkan suara yang jernih dan minim gangguan dari suara latar agar hasil audio tetap berkualitas.
Selain itu, fitur noise-cancellation sangat penting, terutama jika mic digunakan di lingkungan luar ruangan atau tempat yang ramai, karena dapat membantu meredam suara bising yang tidak diinginkan.
Sebelum membeli, sebaiknya uji respon frekuensi suara dari mic tersebut untuk memastikan bahwa hasilnya sesuai dengan kebutuhan, baik untuk berbicara, bernyanyi, atau produksi konten profesional.
Jangkauan transmisi (wireless range)
Jangkauan transmisi atau wireless range merupakan faktor penting dalam memilih mic wireless, karena menentukan sejauh mana perangkat dapat beroperasi tanpa kehilangan sinyal.
Untuk penggunaan standar seperti presentasi atau wawancara, mic dengan jangkauan minimal 30 meter sudah cukup untuk memastikan koneksi tetap stabil. Namun, jika digunakan untuk acara besar seperti konser, seminar, atau pertunjukan di panggung luas, sebaiknya pilih mic dengan jangkauan yang lebih panjang, sekitar 50-100 meter, agar suara tetap jelas tanpa terputus.
Selain itu, penting untuk memperhatikan potensi interferensi frekuensi, terutama jika ada banyak perangkat lain yang menggunakan sinyal radio di sekitar, karena hal ini dapat mengganggu performa mic dan menyebabkan gangguan suara yang tidak diinginkan.
Daya tahan baterai

Daya tahan baterai menjadi aspek penting dalam memilih mic wireless, terutama jika digunakan untuk acara panjang atau keperluan profesional. Sebaiknya pilih mic yang memiliki baterai dengan ketahanan minimal 6-8 jam agar tidak perlu sering mengganti atau mengisi ulang daya saat digunakan.
Mic dengan baterai isi ulang lebih direkomendasikan karena lebih hemat dalam jangka panjang dibandingkan dengan yang menggunakan baterai sekali pakai, serta lebih ramah lingkungan. Selain itu, pastikan mic memiliki indikator baterai yang jelas, sehingga pengguna dapat memantau sisa daya dan mengisi ulang tepat waktu agar tidak kehabisan daya di tengah penggunaan, yang dapat mengganggu kelancaran acara atau perekaman.
Konektivitas dan kompatibilitas
Konektivitas dan kompatibilitas menjadi aspek yang harus dipertimbangkan dalam memilih mic wireless agar sesuai dengan kebutuhan pengguna. Setiap jenis mic memiliki metode koneksi yang berbeda, seperti frekuensi UHF, VHF, atau Bluetooth, yang masing-masing menawarkan kelebihan tersendiri.
Selain itu, penting untuk memastikan bahwa mic yang dipilih kompatibel dengan perangkat yang akan digunakan, seperti kamera, laptop, atau smartphone, sehingga dapat langsung digunakan tanpa perlu adaptor tambahan.
Jika membutuhkan lebih dari satu mic dalam satu sistem, pastikan mic wireless yang dipilih mendukung multi-channel connection, agar beberapa mic bisa digunakan secara bersamaan tanpa gangguan sinyal atau interferensi dari perangkat lain.
Keandalan dan durabilitas

Keandalan dan durabilitas menjadi faktor penting dalam memilih mic wireless, terutama jika digunakan secara rutin atau dalam berbagai kondisi. Sebaiknya pilih mic dari merek yang sudah terpercaya dalam industri audio, karena umumnya menawarkan kualitas yang lebih baik dan performa yang lebih stabil.
Tidak hanya itu, periksa material dan build quality dari mic tersebut untuk memastikan ketahanannya. Mic dengan bahan yang kokoh dan desain ergonomis akan lebih tahan lama dan tidak mudah rusak, terutama jika sering digunakan di luar ruangan atau dalam situasi yang menuntut mobilitas tinggi.
Untuk perlindungan tambahan, pastikan juga bahwa mic yang dipilih memiliki garansi resmi, sehingga jika terjadi masalah atau kerusakan, pengguna dapat memperoleh layanan perbaikan atau penggantian tanpa biaya tambahan.
Regulasi Penggunaan Mic Wireless di Indonesia Berdasarkan KEPMEN 260 Tahun 2024

Untuk memastikan penggunaan mic wireless yang aman dan sesuai dengan regulasi di Indonesia, pemerintah telah menetapkan standar teknis melalui KEPMEN 260 Tahun 2024. Regulasi ini mengatur aspek teknis seperti pita frekuensi, daya pancar, serta spurious emission pemancar, yang harus dipatuhi oleh perangkat yang beredar di Indonesia.
Pita frekuensi yang diizinkan
Mic wireless yang masuk dalam kategori SRD lainnya harus beroperasi pada pita frekuensi 487-694 MHz. Frekuensi ini telah ditetapkan agar tidak mengganggu layanan komunikasi lain yang menggunakan spektrum yang berdekatan.
Batasan daya pancar
Untuk mencegah gangguan terhadap perangkat lain dan memastikan efisiensi spektrum frekuensi, daya pancar mic wireless tidak boleh melebihi 30 mW ERP. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas transmisi audio tanpa menyebabkan interferensi pada perangkat di sekitarnya.
Standar emisi pemancar
Agar memenuhi standar internasional dan memastikan perangkat memiliki kinerja yang baik serta tidak menyebabkan gangguan elektromagnetik, mic wireless harus sesuai dengan salah satu dari standar berikut:
- EN 300 422 – Standar teknis untuk perangkat komunikasi berbasis radio nirkabel
- EN 300 220 – Standar regulasi untuk peralatan komunikasi frekuensi rendah
- FCC 15.236 – Regulasi dari Federal Communications Commission (FCC) untuk perangkat audio nirkabel
- FCC 74.861 – Standar FCC yang mengatur batasan emisi pemancar mikrofon nirkabel
Pengguna dan importir harus memastikan bahwa mic wireless yang akan digunakan atau diperjualbelikan di Indonesia telah memenuhi standar ini dan mendapatkan sertifikasi dari DJID sebelum dapat digunakan secara legal.
Dengan mengikuti regulasi yang telah ditetapkan, pengguna dapat memastikan bahwa mic wireless yang digunakan tidak menimbulkan gangguan frekuensi, aman digunakan, dan mematuhi hukum yang berlaku di Indonesia. Jika Anda ingin memastikan mic wireless yang akan dibeli telah sesuai dengan regulasi ini, selalu periksa label sertifikasi DJID atau konsultasikan dengan penyedia perangkat yang sudah terdaftar secara resmi.
Jika Anda membutuhkan bantuan dalam mengurus perizinan perangkat Anda, tersedia jasa sertifikasi DJID yang dapat membantu memastikan perangkat mic wireless Anda memenuhi semua ketentuan regulasi yang berlaku di Indonesia.
FAQ
Berikut pertanyaan umum seputar mic wireless.
Apa yang dimaksud dengan mic wireless?
Mic wireless adalah mikrofon yang dapat menangkap dan mengirimkan suara tanpa menggunakan kabel. Berbeda dengan mic berkabel yang harus terhubung langsung ke perangkat penerima suara, mic wireless menggunakan teknologi frekuensi radio (RF) atau Bluetooth untuk mentransmisikan audio ke penerima yang terhubung ke speaker, kamera, atau perangkat lain.
Bagaimana cara kerja mic tanpa kabel?
Mic wireless bekerja dengan menggunakan pemancar (transmitter) dan penerima (receiver). Saat pengguna berbicara atau bernyanyi, suara diubah menjadi sinyal listrik oleh mikrofon, kemudian sinyal ini dikirimkan oleh pemancar melalui gelombang radio atau koneksi Bluetooth. Penerima yang terhubung ke perangkat audio akan menangkap sinyal tersebut, mengubahnya kembali menjadi suara, lalu mengalirkannya ke speaker atau perangkat rekaman. Teknologi ini memungkinkan mic wireless bekerja dengan stabil tanpa perlu koneksi kabel langsung.
Apakah mic wireless harus memiliki sertifikasi di Indonesia?
Semua mic wireless yang digunakan di Indonesia harus memiliki sertifikasi dari DJID (Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital). Sertifikasi ini memastikan bahwa perangkat memenuhi standar teknis yang telah ditetapkan dan tidak mengganggu frekuensi komunikasi lain. Menggunakan mic wireless tanpa sertifikasi dapat menyebabkan gangguan sinyal atau bahkan melanggar regulasi yang berlaku.










Leave a Comment