Di era digital yang semakin maju, penggunaan perangkat elektronik semakin meluas. Namun, tanpa standar yang tepat, perangkat-perangkat ini bisa saling mengganggu satu sama lain dan menyebabkan gangguan elektromagnetik yang berdampak pada kinerja dan keselamatan. Inilah mengapa pengujian Electromagnetic Compatibility (EMC) menjadi sangat penting.
Pengujian EMC bertujuan untuk memastikan bahwa perangkat elektronik dapat beroperasi secara optimal tanpa mengganggu perangkat lain dan tetap memenuhi standar keselamatan yang berlaku. Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh jenis pengujian EMC yang wajib diketahui, terutama bagi produsen yang ingin memastikan produknya memenuhi standar regulasi sebelum masuk ke pasar.
Daftar isi
Apa itu Electromagnetic Compatibility (EMC)?

Electromagnetic Compatibility (EMC) adalah kemampuan suatu perangkat elektronik untuk berfungsi dengan baik dalam lingkungan elektromagnetik tanpa menyebabkan atau mengalami gangguan dari perangkat lain.
Pengujian EMC mencakup dua aspek utama:
- Emisi elektromagnetik: Seberapa besar perangkat memancarkan gangguan elektromagnetik ke lingkungan sekitar.
- Ketahanan terhadap gangguan elektromagnetik: Seberapa baik perangkat dapat beroperasi tanpa terganggu oleh emisi dari perangkat lain.
Tanpa uji EMC, perangkat elektronik dapat mengalami interferensi sinyal, penurunan kinerja, hingga kegagalan fungsi yang berpotensi merugikan pengguna.
Jenis-Jenis Pengujian Electromagnetic Compatibility (EMC)
Untuk memastikan perangkat memenuhi standar EMC, berbagai jenis pengujian dilakukan. Berikut adalah tujuh pengujian EMC yang paling umum:
Radiated emissions tests
Radiated emissions test mengukur jumlah gelombang elektromagnetik yang tidak disengaja dipancarkan oleh perangkat elektronik. Jika emisi terlalu tinggi, perangkat bisa menyebabkan gangguan pada peralatan lain, seperti radio, televisi, atau sistem komunikasi.
Bagaimana pengujiannya?
- Perangkat diuji di ruang anechoic atau ruang terbuka dengan alat penerima EMI dan antena pengukur sinyal.
- Sampel ditempatkan di meja putar yang dikendalikan dari jarak jauh untuk mendeteksi emisi dari berbagai sudut.

Conducted emission tests
Conducted emissions test mengukur gangguan elektromagnetik yang dipancarkan melalui kabel daya atau sinyal perangkat. Gangguan ini dapat menyebar melalui jaringan listrik dan mengganggu perangkat lain yang terhubung ke sumber daya yang sama.
Bagaimana pengujiannya?
- Menggunakan penerima EMI dan jaringan mains buatan (AMN) untuk mengukur level emisi dalam rentang 150 kHz hingga 30 MHz.
- Hasilnya dibandingkan dengan batasan standar EMC yang berlaku.

Flicker tests
Flicker test mengevaluasi apakah perangkat menyebabkan fluktuasi beban listrik yang berlebihan, yang bisa mengganggu kestabilan tegangan. Perubahan tegangan yang tidak stabil dapat menyebabkan lampu berkedip (flicker) atau mengganggu peralatan lain yang membutuhkan pasokan daya stabil.
Bagaimana pengujiannya?
- Menggunakan sumber daya, meteran flicker, dan jaringan impedansi untuk mengukur perubahan tegangan RMS yang dihasilkan oleh perangkat.
Radiated RF electromagnetic immunity tests
Uji ini mengukur ketahanan perangkat terhadap paparan gelombang elektromagnetik eksternal. Jika perangkat tidak tahan terhadap gangguan RF, bisa terjadi kesalahan operasi atau bahkan kerusakan fungsi pada perangkat tersebut.
Bagaimana pengujiannya?
- Menggunakan generator sinyal RF, amplifier daya, dan antena log-periodik untuk memancarkan medan elektromagnetik dengan berbagai orientasi dan polaritas.
- Perangkat diuji dalam ruang anechoic atau semi-anechoic untuk melihat bagaimana responnya terhadap paparan RF.
Electrostatic discharge (ESD) immunity test
ESD test mengukur ketahanan perangkat terhadap lonjakan muatan listrik akibat pelepasan elektrostatik. Lonjakan listrik ini dapat merusak komponen elektronik sensitif, terutama pada perangkat yang sering disentuh pengguna, seperti smartphone dan komputer.
Bagaimana pengujiannya?
- Menggunakan simulator ESD untuk menghasilkan muatan statis dan mengaplikasikannya pada titik-titik tertentu pada perangkat.
Surge immunity test
Surge immunity test mengukur daya tahan perangkat terhadap lonjakan tegangan besar, seperti yang disebabkan oleh sambaran petir atau gangguan daya listrik mendadak. Tanpa perlindungan yang memadai, lonjakan tegangan bisa merusak sirkuit internal dan menyebabkan perangkat mati total.
Bagaimana pengujiannya?
- Menggunakan generator surge dan jaringan coupling/decoupling untuk mensimulasikan kondisi gangguan daya yang ekstrem.
Harmonic test
Harmonic test mengukur jumlah arus harmonik yang dihasilkan oleh perangkat elektronik. Arus harmonik yang tinggi dapat menyebabkan overheating, mengurangi efisiensi energi, dan merusak perangkat elektronik lain dalam satu jaringan.
Bagaimana pengujiannya?
- Menggunakan analisator daya harmonik untuk mengukur distorsi harmonik yang dihasilkan oleh perangkat.
Ingin Perangkat Anda Lolos Uji EMC? Gunakan Jasa Sertifikasi DJID!
Sebelum produk elektronik Anda bisa masuk ke pasar, pengujian EMC adalah tahap yang wajib dilakukan. Uji ini memastikan perangkat Anda:
- Memenuhi standar keamanan dan kualitas
- Tidak menyebabkan gangguan elektromagnetik yang merugikan
- Bisa bersaing secara legal di pasar elektronik nasional dan internasional
Jasa sertifikasi DJID membantu produsen dan importir dalam mendapatkan sertifikasi EMC agar perangkat mereka memenuhi regulasi resmi di Indonesia.
Kesimpulan
Pengujian EMC adalah langkah penting untuk memastikan perangkat elektronik dapat berfungsi dengan baik tanpa menyebabkan atau terkena gangguan elektromagnetik. Dengan memahami berbagai jenis uji EMC, produsen dapat meningkatkan kualitas dan keandalan produk, sekaligus memastikan perangkat memenuhi standar regulasi yang berlaku.
Jangan abaikan uji EMC jika ingin perangkat elektronik Anda lolos sertifikasi dan siap bersaing di pasaran!
FAQ
Berikut pertanyaan umum seputar Electromagnetic Compatibility (EMC).
Apa yang Dimaksud dengan Electromagnetic Compatibility (EMC)?
Electromagnetic Compatibility (EMC) adalah kemampuan suatu perangkat elektronik untuk berfungsi dengan baik dalam lingkungan elektromagnetik tanpa menyebabkan atau mengalami gangguan dari perangkat lain. EMC memastikan bahwa perangkat tidak memancarkan gangguan elektromagnetik yang dapat mengganggu perangkat lain (emisi elektromagnetik) serta mampu beroperasi dengan baik meskipun ada gangguan dari luar (imunitas elektromagnetik).
Apa Perbedaan antara EMI dan EMC?
EMI (Electromagnetic Interference) dan EMC (Electromagnetic Compatibility) berkaitan erat tetapi memiliki perbedaan utama:
- EMI (Interferensi Elektromagnetik) adalah gangguan elektromagnetik yang dapat mengganggu perangkat elektronik lain. EMI dapat berasal dari sumber alami (seperti petir) atau dari perangkat elektronik lain.
- EMC (Kompatibilitas Elektromagnetik) adalah kemampuan perangkat untuk beroperasi tanpa menyebabkan atau mengalami gangguan elektromagnetik. Uji EMC dilakukan untuk memastikan perangkat tidak menghasilkan EMI yang berlebihan dan tetap tahan terhadap gangguan dari luar.
Sederhananya, EMI adalah gangguan, sedangkan EMC adalah cara perangkat menghindari dan menangani gangguan tersebut.
Apa Dasar-Dasar Electromagnetic Compatibility (EMC)?
Dasar-dasar Electromagnetic Compatibility (EMC) meliputi:
- Emisi elektromagnetik – Perangkat tidak boleh memancarkan gelombang elektromagnetik yang dapat mengganggu perangkat lain.
- Imunitas elektromagnetik – Perangkat harus mampu beroperasi dengan baik meskipun ada gangguan elektromagnetik dari lingkungan sekitar.
- Regulasi dan standar – Pengujian EMC mengikuti standar global seperti FCC (AS), CE (Eropa), IEC (Internasional), dan DJID (Indonesia) untuk memastikan perangkat memenuhi batas aman dan legal untuk digunakan.
Apa Dampak dari Electromagnetic Compatibility (EMC)?
Ketika perangkat tidak memenuhi standar EMC, dampaknya bisa sangat beragam, di antaranya:
- Gangguan sinyal
- Kinerja perangkat menurun
- Risiko keamanan
- Pelanggaran regulasi
Oleh karena itu, pengujian EMC sangat penting untuk memastikan perangkat bekerja secara optimal tanpa mengganggu perangkat lain dan tetap aman bagi pengguna.










Leave a Comment