#1 Your Trusted Business Partner

Baby Monitor: Manfaat, Cara Kerja, dan Regulasinya di Indonesia

Galih Nugroho

manfaat baby monitor

Buat para orang tua baru, tidur malam sering kali bukan sekadar waktu istirahat, melainkan juga waktu waspada. Bayi yang rewel, suara tangisan tiba-tiba, atau gerakan kecil di ranjang bisa bikin orang tua cemas. Nah, di sinilah baby monitor hadir sebagai sahabat andalan.

Dari perangkat sederhana yang hanya mengirimkan suara, kini alat ini sudah berkembang jadi perangkat pintar dengan kamera, sensor gerakan, hingga konektivitas WiFi yang bisa dipantau langsung lewat smartphone.

Artikel ini akan membahas apa itu baby monitor, manfaatnya, bagaimana cara kerjanya, hingga regulasi yang berlaku di Indonesia.

Apa itu Baby Monitor?

Apa itu Baby Monitor?

Baby monitor adalah perangkat elektronik yang dirancang untuk membantu orang tua memantau bayi dari jarak jauh. Umumnya, perangkat ini terdiri dari dua bagian, yaitu unit pemancar (transmitter) yang diletakkan di dekat bayi, biasanya berupa kamera dan mikrofon, serta unit penerima (receiver) yang digunakan orang tua untuk menerima suara atau gambar. Pada model modern, fungsi receiver bisa digantikan oleh aplikasi smartphone, sehingga lebih praktis dan fleksibel.

Manfaat bagi Orang Tua

Menggunakan produk ini bukan hanya sekadar mengikuti tren parenting modern, tetapi juga memberikan banyak keuntungan nyata, di antaranya:

  • Meningkatkan rasa aman
    Orang tua bisa tetap memantau bayi meski sedang berada di ruangan lain. Misalnya saat bayi tidur di kamar, orang tua bisa memasak atau bekerja tanpa khawatir melewatkan tangisan atau gerakan kecil si bayi.
  • Mendukung efisiensi waktu
    Alat ini memungkinkan orang tua menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sambil tetap terhubung dengan kondisi bayi. Ini membantu keseimbangan antara merawat bayi dan mengatur aktivitas sehari-hari.
  • Pemantauan kesehatan
    Beberapa model alat dilengkapi sensor suhu ruangan, detak jantung, hingga pola tidur bayi. Informasi ini sangat berguna untuk mendeteksi potensi masalah kesehatan lebih cepat.
  • Konektivitas jarak jauh
    Dengan konektivitas WiFi, baby monitor bisa diakses dari smartphone. Orang tua yang bekerja di luar rumah tetap bisa melihat kondisi bayi kapan pun dan di mana pun.
  • Ketenangan pikiran
    Bagi keluarga muda, terutama orang tua baru, produk ini menjadi perangkat pendukung yang membantu menjaga kewarasan mental di tengah kesibukan mengurus bayi.

Cara Kerja

Secara umum, produk ini bekerja dengan menangkap suara atau gambar bayi melalui mikrofon dan kamera, lalu mengirimkannya ke perangkat penerima. Proses ini bisa menggunakan sinyal radio, gelombang digital, atau jaringan WiFi, tergantung teknologi yang dipakai. Informasi yang diterima kemudian ditampilkan dalam bentuk audio maupun visual sehingga orang tua bisa memantau bayi secara real-time dari jarak jauh.

Pada model modern, data tambahan seperti suhu ruangan, gerakan, hingga detak jantung juga bisa terekam. Semua informasi ini diolah dan ditampilkan ke layar monitor atau aplikasi smartphone, sehingga membuat pengawasan bayi menjadi lebih praktis dan menyeluruh.

Jenis-Jenis

Jenis-jenis Baby Monitor

Saat ini, varian alat ini hadir dalam beberapa pilihan dengan fitur yang berbeda-beda:

  • Audio monitor
    Versi paling klasik. Hanya mengirimkan suara bayi ke unit penerima. Cocok bagi orang tua yang tinggal di rumah kecil atau apartemen.
  • Video monitor
    Dilengkapi kamera sehingga orang tua bisa melihat langsung kondisi bayi. Biasanya menggunakan layar khusus atau terkoneksi ke smartphone.
  • Smart Monitor (WiFi Baby Monitor)
    Menggunakan koneksi WiFi untuk mengirim audio, video, bahkan data sensor ke aplikasi smartphone. Orang tua bisa memantau bayi kapan pun, bahkan dari luar rumah.
  • Wearable Monitor
    Berbentuk sensor yang dipakaikan ke tubuh bayi (misalnya di kaki atau baju), biasanya untuk memantau detak jantung, pernapasan, atau kualitas tidur.

Regulasi di Indonesia

Baby Monitor: Manfaat, Cara Kerja, dan Regulasinya di Indonesia

Alat dan perangkat masa kini yang sudah dilengkapi koneksi WiFi tidak lagi sekadar alat untuk mendengar atau melihat bayi, melainkan perangkat pintar yang terhubung langsung ke jaringan internet. Dengan fitur ini, orang tua bisa memantau kondisi si kecil lewat aplikasi di ponsel, menyimpan rekaman tidur, hingga menerima notifikasi secara instan kapan saja dibutuhkan.

Karena bekerja pada pita frekuensi 2.4 GHz yang sama dengan perangkat WLAN lainnya, produk ini dikategorikan sebagai perangkat telekomunikasi. Konsekuensinya, sebelum beredar di pasar Indonesia, produk ini harus mematuhi ketentuan teknis yang berlaku agar aman digunakan dan tidak mengganggu perangkat elektronik lain di sekitarnya.

Dasar hukum yang mengatur penggunaan WiFi pada perangkat semacam ini tercantum dalam Keputusan Menteri Komunikasi dan Digital (KEPMEN KOMDIGI) Nomor 12 Tahun 2025, yang menetapkan standar teknis untuk seluruh perangkat berbasis WLAN.

Persyaratan umum

  • Catu daya: Produk harus dapat beroperasi stabil pada sumber listrik rumah tangga standar Indonesia (220V ±10%). Jika menggunakan adaptor atau baterai isi ulang, perangkat tetap harus mampu menjalankan fungsi WiFi-nya tanpa gangguan.
  • Keamanan listrik: Untuk mencegah korsleting, kebakaran, atau sengatan listrik, produk seperti ini wajib memenuhi standar keselamatan internasional seperti IEC 60950-1:2016 atau IEC 62368-1.
  • Kompatibilitas elektromagnetik (EMC): Perangkat ini juga harus lolos pengujian EMC agar tidak menimbulkan gangguan pada perangkat elektronik lain di sekitarnya. Pengujian ini mengacu pada standar SNI ISO/IEC CISPR 32:2015.

Persyaratan teknis

Pita Frekuensi OperasiKlasifikasi PenggunaanDaya PancarLebar PitaEmisi Spurious
2400 – 2483.5Access type 1≤ 27 dBm EIRP (500 mWatt)≤ 40 MHzETSI EN 300 328 (min version 1.8.1)

Setiap produk dengan fitur WiFi wajib diuji di laboratorium yang terakreditasi dan diakui oleh Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital (DJID).

Proses ini dimulai dengan penyediaan sampel unit lengkap beserta dokumen teknis pendukung. Setelah itu, laboratorium akan melakukan pengujian untuk memastikan semua aspek sesuai standar, mulai dari daya pancar sinyal, penggunaan frekuensi WiFi, hingga uji kompatibilitas elektromagnetik (EMC). 

Jika perangkat dinyatakan lolos uji, laboratorium akan menerbitkan Laporan Hasil Uji (LHU) yang menjadi dasar pengajuan sertifikat resmi ke DJID.

Bagi produsen, importir, maupun distributor yang baru pertama kali mengurus sertifikasi, prosedur ini memang bisa terasa cukup rumit. Untungnya, saat ini sudah tersedia jasa sertifikasi DJID yang siap membantu dari awal hingga akhir, mulai dari menyiapkan dokumen, mengatur pengiriman sampel, mendampingi proses pengujian, hingga perangkat benar-benar memperoleh sertifikat resmi. 

Dengan adanya dukungan tersebut, pelaku usaha bisa lebih fokus pada pengembangan produk dan pemasaran, sementara urusan teknis regulasi ditangani oleh pihak yang berpengalaman. <UN>

FAQ

Berikut pertanyaan umum seputar produk ini:

Apa itu baby monitor dan fungsinya?

Baby monitor adalah perangkat elektronik yang membantu orang tua memantau bayi dari jarak jauh, baik melalui suara, video, maupun sensor tambahan. Fungsinya untuk memberikan rasa aman, terutama saat bayi tidur di kamar terpisah.

Apa perbedaan audio baby monitor dan smart baby monitor?

Audio baby monitor hanya mengirimkan suara, sedangkan smart baby monitor biasanya dilengkapi kamera dan koneksi WiFi sehingga orang tua bisa memantau bayi lewat aplikasi smartphone dari mana saja.

Apakah baby monitor perlu sertifikasi di Indonesia?

Tidak semua baby monitor wajib disertifikasi. Hanya perangkat yang memiliki konektivitas WiFi yang termasuk kategori ini. Berdasarkan KEPMEN KOMDIGI No. 12 Tahun 2025, setiap baby monitor dengan fitur WiFi harus melalui uji teknis dan memperoleh sertifikat resmi dari DJID sebelum dapat dipasarkan.

Related Post

Leave a Comment

Ready to talk?   Get in touch with our friendly team of experts.   We’re ready to assist you.