Bagi mereka yang terlibat dalam dunia konstruksi, besi beton tentu bukanlah hal yang asing. Sebagai komponen penting dalam membangun struktur yang kokoh dan aman, besi beton memiliki peran yang sangat penting. Namun, tahukah Anda bahwa ada standar khusus yang harus dipenuhi oleh besi beton, yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI)?
Jika Anda belum familiar dengan besi beton SNI, mengapa ini penting, dan bagaimana cara memilihnya, mari simak pembahasannya berikut ini.
Daftar isi
Apa itu Besi Beton SNI?
Besi beton SNI adalah jenis besi beton yang telah memenuhi standar kualitas yang sudah ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI). Standarisasi ini bertujuan untuk memastikan besi beton yang digunakan dalam konstruksi memiliki kekuatan dan daya tahan yang cukup untuk mendukung bangunan dengan baik.
Badan Standardisasi Nasional (BSN) adalah lembaga yang bertanggung jawab atas pembuatan dan pengembangan standar ini. Dalam perjalanannya, standar besi beton telah mengalami beberapa kali revisi. Terakhir, diubah menjadi SNI 2052:2017 dengan judul “Baja tulangan beton” yang sudah disesuaikan dengan standar dari JIS (Japan Industrial Standard) dan ASTM (American Standard Testing and Material).
Baca Juga: Air Mineral Alami: Wajib SNI 6242:2015
Untuk bisa mendapatkan sertifikasi SNI, besi beton harus memenuhi semua kriteria yang ditetapkan oleh BSN, atau setidaknya berada dalam toleransi yang sudah ditentukan. Standarisasi ini menjamin besi beton yang digunakan dalam proyek konstruksi memiliki kualitas yang konsisten dan dapat diandalkan.
Jenis-Jenis Besi Beton Tulangan
Setelah mengetahui apa itu besi beton SNI, mari kita bahas jenis-jenisnya. Dalam konstruksi, ada dua jenis baja tulangan beton yang umum digunakan, yaitu baja tulangan beton polos (BjTP) dan baja tulangan beton sirip/ulir (BjTS). Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai keduanya.
Baja tulangan beton polos (BjTP)
Baja tulangan beton polos adalah baja yang digunakan untuk memperkuat beton dalam bangunan. Baja ini berbentuk batang bundar dengan permukaan halus tanpa sirip atau ulir. Baja jenis ini biasanya digunakan dalam konstruksi yang tidak memerlukan daya lekat tinggi antara baja dan beton, seperti pada pagar dan jembatan sederhana.
Baca Juga: Kakao Bubuk: 4 Manfaat, Wajib SNI 3747:2013
Baja tulangan beton sirip/ulir (BjTS)
Baja tulangan beton sirip/ulir adalah baja yang digunakan untuk memperkuat beton dan memiliki permukaan dengan sirip atau ulir. Sirip atau ulir ini dirancang untuk meningkatkan daya lekat antara baja dan beton, sehingga menciptakan ikatan yang lebih kuat dan stabil. Permukaan yang bersirip atau berulir membantu mencegah pergerakan batang baja dalam beton, membuatnya lebih cocok untuk konstruksi yang memerlukan daya rekat tinggi seperti kolom dan balok.
Standar Kualitas Besi Sesuai SNI 2052:2017
Seperti yang sudah disebutkan di atas, penggunaan besi beton di Indonesia harus memenuhi standar yang sudah ditentukan, yaitu SNI 2052:20017. Standar ini menetapkan persyaratan teknis untuk baja tulangan beton, termasuk ukuran, kekuatan tarik, dan toleransi dimensi besi beton.
Berikut ini beberapa poin utama dari standar tersebut:
1. Ukuran nominal
SNI 2052:2017 menetapkan ukuran nominal untuk diameter dan luas penampang besi beton. Ukuran nominal ini digunakan sebagai acuan standar untuk memastikan keseragaman produk. Misalnya, besi beton dengan diameter 10 mm harus memiliki luas penampang nominal tertentu yang sudah diatur oleh standar, sehingga setiap batang besi beton memiliki ukuran yang konsisten.
2. Toleransi
Toleransi adalah besarnya penyimpangan yang diizinkan dari ukuran nominal. SNI 2052:2017 telah menetapkan batas toleransi untuk memastikan variasi dalam produksi masih memenuhi standar kualitas. Contohnya, jika ukuran nominal besi beton 10 mm, maka toleransi yang diizinkan mungkin sekitar beberapa milimeter lebih besar atau lebih kecil, asalkan masih dalam batas yang telah ditentukan.
Baca Juga: Peralatan Listrik Rumah Tangga Wajib SNI
3. Kekuatan tarik
SNI 2052:2017 juga menetapkan kekuatan tarik minimum yang harus dimiliki besi beton. Kekuatan tarik ini adalah kemampuan besi beton untuk menahan beban tarik sebelum mengalami deformasi atau patah. Misalnya, untuk besi beton polos, kekuatan tarik minimum 420 MPa, sedangkan untuk besi beton ulir harus memiliki kekuatan tarik minimum 520 MPa.
4. Kekuatan leleh
Standar ini juga sudah menetapkan kekuatan leleh minimum, yaitu beban minimum yang menyebabkan baja mulai mengalami deformasi permanen. Untuk besi beton polos, kekuatan leleh minimumnya adalah 240 MPa, dan untuk besi beton ulir adalah 420 MPa. Ini berarti besi beton harus mampu menahan beban tertentu sebelum mulai berubah bentuk secara permanen.

5. Pemanjangan minimum
SNI 2052:2017 mengatur pemanjangan minimum besi beton setelah putus, yang menunjukkan kemampuan baja untuk meregang sebelum patah. Misalnya, besi beton polos harus memiliki pemanjangan minimum 12%, dan besi beton ulir harus memiliki pemanjangan minimum 10%. Ini penting untuk memastikan besi beton memiliki fleksibilitas yang cukup sebelum mengalami kegagalan.
Memastikan besi beton yang digunakan telah memenuhi standar SNI adalah langkah penting dalam setiap proyek konstruksi. Dengan mengikuti standar SNI 2052:2017, Anda dapat memastikan bahwa besi beton yang digunakan memiliki kekuatan dan daya tahan yang memadai untuk mendukung struktur bangunan yang kokoh dan aman.
Untuk memastikan besi beton Anda memenuhi semua persyaratan SNI, pastikan Anda bekerja sama dengan lembaga sertifikasi yang terpercaya. Dimulti Approval siap membantu Anda dalam proses pendaftaran dan sertifikasi produk besi beton Anda sesuai dengan standar SNI.
Dengan bantuan kami, Anda dapat dengan mudah mendapatkan sertifikasi yang diperlukan untuk menjamin kualitas dan keamanan material konstruksi Anda. Jangan ragu untuk menghubungi Dimulti Approval dan Hubungn kami untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan kami. <UN>










Leave a Comment