Keamanan listrik adalah salah satu aspek paling krusial dalam penggunaan perangkat elektronik, baik di rumah, industri, maupun lingkungan kerja. Salah satu metode yang digunakan untuk memastikan keamanan tersebut adalah electrical safety testing atau pengujian keselamatan listrik.
Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi potensi bahaya seperti kebocoran listrik, risiko sengatan listrik, dan kemungkinan korsleting yang dapat menyebabkan kebakaran atau kerusakan perangkat. Setiap perangkat listrik harus memenuhi standar keselamatan tertentu sebelum dipasarkan dan digunakan oleh konsumen.
Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian electrical safety testing, berbagai jenis pengujiannya, serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memastikan perangkat listrik memenuhi standar keselamatan yang berlaku.
Daftar isi
Apa itu Electrical Safety Testing?
Electrical safety testing adalah serangkaian pengujian yang dilakukan untuk memastikan bahwa perangkat listrik tidak memiliki risiko berbahaya bagi pengguna atau lingkungan sekitarnya. Pengujian ini dilakukan berdasarkan standar nasional maupun internasional, seperti:
- IEC (International Electrotechnical Commission)
- UL (Underwriters Laboratories)
- ISO (International Organization for Standardization)
- SNI (Standar Nasional Indonesia)
Pengujian ini menjadi kewajiban bagi industri elektronik, manufaktur peralatan rumah tangga, sektor medis, serta berbagai bidang lain yang menggunakan perangkat listrik guna memastikan keamanan dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
Mengapa Electrical Safety Testing Penting?

Setiap perangkat listrik memiliki potensi bahaya jika tidak diuji dengan benar. Beberapa alasan mengapa pengujian ini sangat penting antara lain:
Menghindari sengatan listrik
Arus bocor atau grounding yang tidak sesuai dapat menyebabkan perangkat mengalirkan listrik ke bagian logamnya. Jika seseorang menyentuh perangkat dalam kondisi tersebut, risiko sengatan listrik bisa terjadi.
Mencegah risiko kebakaran
Korsleting atau kelebihan tegangan listrik pada perangkat dapat memicu kebakaran. Oleh karena itu, pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa perangkat dapat menangani beban listrik sesuai spesifikasinya.
Menjamin kualitas dan daya tahan produk
Perangkat yang telah lulus uji keselamatan listrik cenderung lebih tahan lama karena sudah terbukti aman dalam kondisi penggunaan normal.
Mematuhi regulasi keselamatan
Setiap negara memiliki regulasi keselamatan listrik yang harus dipenuhi oleh produsen elektronik. Produk yang tidak memenuhi standar keselamatan dapat ditarik dari pasar atau bahkan dilarang beredar.
Jenis-Jenis Electrical Safety Testing

Ada beberapa jenis pengujian keselamatan listrik yang umum digunakan untuk memastikan perangkat listrik aman:
Hipot (High Potential) Testing
Hipot testing merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengukur ketahanan isolasi listrik dengan memberikan tegangan tinggi pada perangkat. Tujuan dari pengujian ini adalah memastikan tidak ada kebocoran listrik yang dapat menyebabkan bahaya bagi pengguna atau merusak perangkat itu sendiri.
Umumnya, metode ini diterapkan pada peralatan industri dan peralatan medis, di mana keselamatan pengguna harus dipastikan secara ketat.
Insulation Resistance Testing
Insulation resistance testing bertujuan untuk mengukur ketahanan isolasi listrik guna memastikan bahwa kabel atau komponen internal tidak mengalami kebocoran listrik. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut megohmmeter, yang mampu mengukur resistansi isolasi dalam kondisi voltase tinggi.
Tes ini sangat penting untuk memastikan bahwa perangkat listrik memiliki isolasi yang cukup untuk mencegah arus bocor yang dapat membahayakan pengguna atau menyebabkan kerusakan pada perangkat.
Earth Continuity Testing
Earth continuity testing dilakukan untuk memastikan bahwa jalur pembumian (grounding) pada perangkat listrik berfungsi dengan baik. Grounding yang efektif sangat penting agar arus listrik dapat dialirkan ke tanah dengan aman, sehingga mengurangi risiko sengatan listrik bagi pengguna.
Pengujian ini sangat diperlukan terutama untuk perangkat yang menggunakan grounding sebagai sistem perlindungan tambahan terhadap gangguan listrik.
Leakage Current Testing
Leakage current testing digunakan untuk mengukur arus bocor yang mungkin mengalir ke bagian logam perangkat. Arus bocor yang tidak terkendali dapat meningkatkan risiko sengatan listrik bagi pengguna, terutama pada perangkat yang sering bersentuhan langsung dengan tubuh manusia, seperti peralatan medis dan elektronik rumah tangga.
Oleh karena itu, pengujian ini memastikan bahwa jumlah arus bocor tetap berada dalam batas aman yang telah ditetapkan oleh standar keselamatan listrik.
Functional Testing
Functional testing merupakan pengujian yang dilakukan untuk memastikan bahwa perangkat listrik bekerja sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Selain memeriksa apakah perangkat dapat menyala dan beroperasi dengan baik, pengujian ini juga bertujuan untuk mendeteksi gangguan listrik yang berpotensi membahayakan.
Dengan melakukan functional testing, produsen dapat memastikan bahwa produk yang mereka pasarkan tidak hanya memenuhi standar keselamatan, tetapi juga memiliki performa yang optimal.
Regulasi Electrical Safety di Indonesia
Di Indonesia, pengujian keselamatan listrik mengacu pada standar yang ditetapkan dalam Kepmen No. 260 Tahun 2024 tentang Standar Teknis Short Range Devices. Regulasi ini menetapkan persyaratan teknis yang harus dipenuhi untuk memastikan perangkat beroperasi dengan aman dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mengikuti standar acuan yang telah ditetapkan dalam regulasi tersebut.
Standar Nasional Indonesia (SNI)
Indonesia mengadopsi standar keselamatan listrik berbasis IEC melalui Standar Nasional Indonesia (SNI), yang meliputi:
- SNI IEC 60950-1:2016 – Standar keselamatan untuk peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
- SNI IEC 62368-1:2014 – Standar keselamatan untuk peralatan audio, video, dan teknologi komunikasi.
- SNI 04-6253 – Standar keselamatan umum perangkat listrik.
Standar Internasional IEC
Beberapa standar IEC yang juga diadopsi di Indonesia meliputi:
- IEC 62368-1 – Standar keselamatan berbasis risiko untuk perangkat elektronik.
- IEC 60950-1 – Standar keselamatan untuk peralatan teknologi informasi.
- IEC 60065 – Standar keselamatan untuk peralatan audio dan video.
Jika suatu perangkat tidak termasuk dalam kategori di atas, maka standar keselamatan listrik yang digunakan akan mengikuti SNI atau IEC yang relevan.
Bagaimana Cara Melakukan Electrical Safety Testing?
Electrical safety testing dilakukan oleh teknisi listrik profesional menggunakan alat khusus. Berikut adalah langkah-langkah yang biasa dilakukan:
- Persiapan peralatan: Pastikan semua perangkat uji dalam kondisi baik dan sesuai standar yang berlaku.
- Uji Hipot (High Potential Testing): Terapkan tegangan tinggi pada perangkat dan periksa apakah ada kebocoran listrik.
- Pengujian Isolasi Listrik: Gunakan megohmmeter untuk mengukur ketahanan isolasi listrik perangkat.
- Cek jalur grounding: Pastikan jalur grounding berfungsi dengan baik agar arus listrik mengalir dengan aman ke tanah.
- Pengujian arus bocor: Periksa apakah ada arus listrik yang tidak diinginkan mengalir ke bagian logam perangkat.
- Lakukan uji fungsional: Pastikan perangkat dapat menyala dan bekerja sesuai spesifikasi setelah pengujian selesai.
- Dokumentasi dan evaluasi: Catat semua hasil pengujian untuk referensi dan kepatuhan terhadap standar keselamatan.
Kesimpulan
Electrical safety testing adalah langkah penting dalam memastikan bahwa perangkat listrik aman digunakan dan memenuhi regulasi yang berlaku. Dengan melakukan pengujian ini, risiko kecelakaan listrik dapat diminimalkan, dan perangkat dapat berfungsi dengan optimal sesuai standar keselamatan.
Di Indonesia, standar keselamatan listrik mengacu pada SNI dan IEC, dengan pendekatan berbasis risiko yang sesuai dengan SNI IEC 62368-1:2014 atau IEC 62368-1. Oleh karena itu, produsen perangkat elektronik harus memastikan produknya telah melalui pengujian keselamatan sebelum dipasarkan.
Bagi perusahaan yang ingin memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan listrik, menggunakan jasa sertifikasi DJID dapat menjadi solusi tepat untuk memperoleh sertifikasi yang sesuai dengan regulasi yang berlaku. Dengan memahami dan mematuhi regulasi ini, produsen tidak hanya menjaga keamanan pengguna tetapi juga meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap kualitas produknya.
FAQ
Berikut pertanyaan umum seputar electrical safety testing.
Apa itu electrical safety test?
Electrical safety test atau uji keselamatan listrik adalah serangkaian pengujian yang dilakukan untuk memastikan bahwa perangkat listrik aman digunakan dan tidak menimbulkan risiko seperti sengatan listrik, arus bocor, atau korsleting.
Apa saja 5 jenis pengujian keselamatan listrik?
Lima jenis pengujian keselamatan listrik yang umum dilakukan adalah:
- Hipot (High Potential) Testing
- Insulation Resistance Testing
- Earth Continuity Testing
- Leakage Current Testing
- Functional Testing
Apa itu IEC 60601-1 dalam keselamatan listrik?
IEC 60601-1 adalah standar internasional yang mengatur keselamatan dasar dan kinerja perangkat medis listrik. Standar ini memastikan bahwa peralatan medis tidak hanya aman untuk pasien dan tenaga medis, tetapi juga dapat beroperasi dengan stabil dalam berbagai kondisi lingkungan. IEC 60601-1 mencakup aspek seperti isolasi listrik, kebocoran arus, ketahanan terhadap tegangan tinggi, dan perlindungan terhadap gangguan elektromagnetik.
Apa saja standar electrical safety testing yang berlaku di Indonesia?
Di Indonesia, standar yang digunakan dalam pengujian keselamatan listrik mencakup:
- SNI IEC 60950-1:2016
- SNI IEC 62368-1:2014
- SNI 04-6253
- IEC 62368-1
- IEC 60950-1
- IEC 60065
 
					









Leave a Comment