#1 Your Trusted Business Partner

Mengenal Internet of Things (IoT): Dari Pengertian hingga Regulasinya di Indonesia

Galih Nugroho

internet of things - Narmadi.co.id

Di era digital yang terus berkembang, teknologi semakin menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu inovasi yang berperan besar dalam transformasi digital adalah Internet of Things (IoT). 

IoT memungkinkan berbagai perangkat untuk terhubung dan bertukar data melalui internet, menciptakan ekosistem yang lebih cerdas dan efisien. Teknologi ini telah merambah berbagai sektor, mulai dari rumah tangga hingga industri, membawa perubahan signifikan dalam cara kita berinteraksi dengan teknologi.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam konsep dasar IoT, bagaimana teknologi ini meningkatkan efisiensi dalam berbagai aspek kehidupan, serta tantangan yang dihadapi dalam penerapannya di Indonesia. Dengan memahami IoT lebih baik, kita bisa melihat bagaimana teknologi ini membuka peluang baru dan membentuk masa depan yang lebih terhubung serta inovatif.

Apa itu Internet of Things?

internet of things

Internet of Things (IoT) adalah teknologi yang memungkinkan berbagai perangkat fisik saling terhubung melalui jaringan internet. Perangkat-perangkat ini dapat mengumpulkan, berbagi, dan menganalisis data secara otomatis tanpa intervensi manusia. Contohnya adalah smart home, kendaraan pintar, wearable devices, hingga peralatan industri otomatis.

IoT berperan penting dalam efisiensi dan otomatisasi di berbagai sektor, termasuk rumah tangga, bisnis, kesehatan, dan transportasi. Dengan IoT, perangkat bisa saling berkomunikasi dan bertindak secara mandiri, sehingga mempermudah kehidupan sehari-hari.

Sejarah dan Perkembangan IoT

Konsep IoT pertama kali muncul pada tahun 1999 oleh Kevin Ashton, seorang peneliti dari MIT. Awalnya, teknologi ini digunakan dalam industri logistik untuk pelacakan barang menggunakan RFID. Namun, seiring berkembangnya internet dan teknologi nirkabel, IoT mulai diterapkan di berbagai bidang, seperti rumah pintar (smart home), kendaraan otonom, dan kota pintar (smart city).

Saat ini, perkembangan IoT semakin pesat berkat dukungan jaringan 5G dan teknologi cloud computing. Dengan koneksi yang lebih cepat dan stabil, perangkat IoT dapat bekerja lebih efisien dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi penggunanya.

Bagaimana Cara Kerja Internet of Things?

internet of things

Internet of Things bekerja melalui tiga komponen utama:

Perangkat yang terhubung (connected devices)

Perangkat seperti sensor, kamera, atau perangkat pintar yang dilengkapi chip khusus untuk menangkap dan mengirim data melalui internet.

Jaringan koneksi

Perangkat IoT menggunakan berbagai jenis jaringan seperti WiFi, Bluetooth, 5G, atau teknologi LPWAN (Low Power Wide Area Network) untuk mengirimkan data ke cloud atau pusat data.

Cloud computing dan analisis data

Data yang dikirimkan perangkat dikumpulkan di sistem cloud atau server pusat, di mana AI dan machine learning memproses informasi tersebut untuk menghasilkan insight atau tindakan otomatis.

Contohnya, kamera CCTV berbasis IoT dapat mendeteksi gerakan mencurigakan dan langsung mengirim notifikasi ke pemilik rumah melalui smartphone.

Manfaat IoT dalam Kehidupan Sehari-hari

IoT telah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan berbagai manfaat, di antaranya:

Efisiensi energi dan otomatisasi

Perangkat pintar dalam konsep smart home berbasis IoT membantu mengurangi konsumsi energi. Misalnya, lampu dan AC akan mati secara otomatis saat tidak ada penghuni di dalam ruangan.

Meningkatkan keamanan

Sistem keamanan rumah berbasis IoT memungkinkan pengguna untuk mengawasi rumah mereka dari mana saja melalui smartphone. Kamera CCTV pintar dan sensor gerak dapat mendeteksi aktivitas mencurigakan serta mengirimkan peringatan secara real-time.

Peningkatan kesehatan dan gaya hidup

Wearable devices seperti smartwatch dapat memantau detak jantung, aktivitas fisik, serta memberikan notifikasi kesehatan. Selain itu, perangkat medis pintar memungkinkan pemantauan kondisi kesehatan pasien secara real-time dan dapat mengirimkan data langsung ke dokter untuk tindakan lebih cepat.

Efisiensi di dunia industri

Sensor IoT dalam industri memungkinkan perusahaan untuk menerapkan predictive maintenance, yaitu mendeteksi kemungkinan kerusakan pada mesin sebelum terjadi. Selain itu, otomatisasi berbasis IoT meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional tanpa campur tangan manusia secara langsung.

Transformasi kota pintar (smart city)

Penerapan IoT dalam pengelolaan kota menciptakan lingkungan yang lebih efisien dan nyaman. Sistem lalu lintas pintar dapat mengatur lampu lalu lintas berdasarkan kepadatan kendaraan, sedangkan sensor pada tempat sampah akan memberitahu petugas saat sudah penuh, sehingga manajemen sampah menjadi lebih efektif.

Tantangan dalam Penerapan IoT di Indonesia

internet of things

Meskipun memiliki banyak manfaat, adopsi Internet of Things di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan:

Keamanan dan privasi data

IoT mengumpulkan banyak data pengguna, sehingga meningkatkan risiko pencurian data dan serangan siber. Tanpa sistem keamanan yang kuat, perangkat IoT rentan terhadap peretasan, yang dapat mengancam data pribadi maupun operasional perusahaan.

Konektivitas dan infrastruktur

Ketersediaan internet yang stabil masih menjadi kendala di beberapa wilayah di Indonesia. Jaringan yang tidak merata serta keterbatasan infrastruktur digital menghambat optimalisasi IoT, terutama di daerah terpencil yang masih mengalami kesenjangan akses internet.

Biaya implementasi yang tinggi

Investasi awal dalam IoT cukup besar, termasuk biaya perangkat, pengembangan sistem, serta pemeliharaan infrastruktur. Hal ini bisa menjadi hambatan, terutama bagi UKM dan bisnis kecil yang ingin mengadopsi teknologi ini.

Kurangnya tenaga ahli dan keahlian teknologi

IoT membutuhkan tenaga ahli yang memahami pengelolaan data, keamanan siber, serta pengembangan perangkat dan jaringan. Namun, jumlah tenaga kerja dengan keahlian ini masih terbatas di Indonesia, sehingga perusahaan harus mengalokasikan sumber daya lebih banyak untuk pelatihan atau merekrut tenaga dari luar.

Interoperabilitas dan standarisasi teknologi

Banyak perangkat IoT dibuat oleh produsen yang berbeda dengan standar komunikasi yang tidak seragam. Kurangnya standarisasi ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mengintegrasikan berbagai perangkat ke dalam satu ekosistem yang efisien.

Kesadaran dan adopsi yang rendah

Masih banyak bisnis dan instansi pemerintah yang belum memahami sepenuhnya manfaat IoT. Kurangnya kesadaran dan ketidakpastian terkait ROI (Return on Investment) sering kali membuat perusahaan ragu untuk berinvestasi dalam solusi IoT.

Regulasi Internet of Things di Indonesia

Regulasi IoT di Indonesia diatur oleh Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital (DJID) dan mengikuti ketentuan yang berlaku terkait penggunaan spektrum frekuensi serta persyaratan teknis perangkat. Regulasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa perangkat IoT dapat beroperasi dengan aman, tidak mengganggu jaringan lain, serta sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Bagi produsen atau penyedia layanan IoT yang ingin memastikan perangkatnya sesuai dengan regulasi yang berlaku, terdapat layanan jasa sertifikasi DJID yang dapat membantu dalam proses perizinan dan kepatuhan teknis.

Saat ini, standar teknis perangkat IoT, khususnya Low Power Wide Area Network (LPWAN), diatur dalam KEPMEN KOMINFO Nomor 5 Tahun 2024 tentang Standar Teknis Perangkat Telekomunikasi Low Power Wide Area Network Nonseluler. Peraturan ini menetapkan persyaratan teknis bagi perangkat LPWAN yang tidak menggunakan jaringan seluler, guna memastikan interoperabilitas dan efisiensi spektrum.

Selain itu, persyaratan teknis alat dan perangkat telekomunikasi IoT juga diatur dalam PERDIRJEN SDPPI Nomor 3 Tahun 2019 tentang Persyaratan Teknis Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi Low Power Wide Area. Regulasi ini mencakup aspek teknis yang harus dipenuhi oleh perangkat IoT yang beroperasi pada jaringan LPWAN, baik dalam hal daya pancar, spektrum frekuensi yang digunakan, maupun ketahanan terhadap gangguan.

Dari sisi spektrum frekuensi, terdapat dua kategori utama dalam penerapan IoT:

  • Frekuensi berizin (seluler) → Digunakan oleh perangkat IoT yang beroperasi melalui jaringan operator seluler dan memerlukan izin frekuensi sesuai regulasi.
  • Frekuensi tak berizin (nonseluler) → Digunakan oleh perangkat IoT yang tidak bergantung pada jaringan seluler dan dapat beroperasi dalam spektrum yang tidak memerlukan izin, namun tetap harus mematuhi standar teknis yang berlaku.

Kedua regulasi ini menjadi dasar hukum bagi pengembangan ekosistem IoT di Indonesia, memastikan perangkat IoT dapat digunakan secara aman dan optimal tanpa mengganggu jaringan komunikasi lain. Dengan regulasi yang jelas, pemerintah mendukung inovasi dan komersialisasi IoT di berbagai sektor, termasuk industri, transportasi, kesehatan, dan smart city.

FAQ

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum terkait IoT.

Apa yang dimaksud dengan Internet of Things (IoT)?

Internet of Things (IoT) adalah konsep di mana berbagai perangkat fisik saling terhubung melalui internet untuk mengumpulkan, berbagi, dan bertukar data secara otomatis. IoT memungkinkan perangkat seperti sensor, kamera, dan peralatan rumah tangga pintar untuk bekerja secara efisien tanpa perlu intervensi manusia secara langsung.

Apa saja contoh aplikasi IoT?

IoT digunakan dalam berbagai sektor, di antaranya:

  • Smart Home – Perangkat seperti lampu pintar, AC otomatis, dan kamera keamanan yang dapat dikendalikan dari smartphone.
  • Kesehatan – Wearable devices seperti smartwatch yang memantau detak jantung dan aktivitas fisik.
  • Industri – Sistem otomatisasi pabrik dan pemantauan mesin menggunakan sensor berbasis IoT.
  • Transportasi – GPS dan sistem kendaraan pintar yang dapat mengoptimalkan rute perjalanan.
  • Smart City – Manajemen lalu lintas, sistem parkir pintar, serta pengelolaan sampah berbasis IoT.

Apa fungsi utama dari IoT?

IoT memiliki beberapa fungsi utama, di antaranya:

  • Otomatisasi dan efisiensi – Memungkinkan perangkat bekerja secara otomatis berdasarkan data yang dikumpulkan.
  • Pemantauan dan analisis – Mengumpulkan data real-time untuk meningkatkan pengambilan keputusan.
  • Keamanan dan kontrol jarak jauh – Memungkinkan pemantauan perangkat dari mana saja melalui internet.
  • Hemat energi dan biaya – Mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti listrik dan air.

Apakah perangkat IoT perlu mendapatkan izin atau sertifikasi?

Ya, perangkat IoT yang menggunakan jaringan frekuensi radio wajib mendapatkan sertifikasi dari DJID untuk memastikan perangkat tersebut memenuhi standar teknis dan tidak mengganggu jaringan komunikasi lain.

Apa regulasi utama yang mengatur IoT di Indonesia?

Regulasi IoT di Indonesia mengacu pada beberapa aturan utama, di antaranya:

  • KEPMEN KOMINFO Nomor 5 Tahun 2024 – Standar teknis perangkat Low Power Wide Area Network (LPWAN) nonseluler.
  • PERDIRJEN DJID Nomor 3 Tahun 2019 – Persyaratan teknis alat dan perangkat telekomunikasi LPWA.

Tags

IoT

Related Post

Leave a Comment

Ready to talk?   Get in touch with our friendly team of experts.   We’re ready to assist you.