Pernah enggak kepikiran, gimana caranya sebuah ATM bisa tetap online di tengah pegunungan? Atau gimana sekolah di pulau terpencil bisa akses internet buat belajar daring? Jawabannya bukan dari kabel optik atau tower sinyal tinggi. Di balik layar, ada teknologi satelit kecil bernama VSAT yang diam-diam jadi penyambung komunikasi di banyak tempat yang enggak bisa dijangkau jaringan biasa.
Teknologi ini memang enggak banyak dibicarakan, tapi perannya besar banget, khususnya di negara kepulauan seperti Indonesia. Nah, buat Anda yang penasaran apa itu VSAT, gimana cara kerjanya, sampai aturan penggunaannya di Indonesia, yuk ulasan lengkapnya berikut ini.
Daftar isi
Apa itu VSAT?

VSAT adalah singkatan dari Very Small Aperture Terminal. Intinya, ini sistem komunikasi yang menggunakan parabola kecil buat terhubung ke satelit. Ukuran antenanya enggak besar, biasanya cuma sekitar 1 sampai 3 meter. Tapi jangan salah, justru dari perangkat mungil inilah sinyal bisa menjangkau tempat-tempat yang susah diakses.
Kalau Anda pernah lihat piringan parabola di atap gedung pemerintahan atau kantor desa di pelosok, bisa jadi itu VSAT. Fungsinya? Mulai dari akses internet, kirim data, sampai video conference. Yang penting, asal ada langit terbuka, perangkat ini bisa bekerja. Enggak perlu tiang tinggi atau kabel yang ditanam jauh-jauh.
Teknologi ini mulai dipakai sejak tahun 1980-an dan terus berkembang. Di Indonesia, teknologi ini jadi solusi utama untuk menjawab kebutuhan komunikasi di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Cara Kerja
Kalau dibikin sederhana, sistemnya terdiri dari tiga bagian utama, yaitu parabola kecil di lokasi pengguna (disebut remote terminal), satelit geostasioner yang berada jauh di angkasa, dan stasiun pusat (hub) di darat.
Alur kerjanya begini:
- Remote terminal ngirim data ke satelit.
- Satelit nerusin data itu ke hub station.
- Kalau ada balasan, prosesnya dibalik.
Nah, perangkat ini di lokasi pengguna biasanya terdiri dari:
- Antena parabola buat menangkap dan mengirim sinyal
- Modem khusus satelit
- Transceiver yang bolak-balik terima dan kirim sinyal
- Controller yang ngatur semua proses
Seluruh proses ini berjalan dalam hitungan detik. Meski jaraknya jauh, karena sinyal harus “mampir” ke luar angkasa dulu, sistemnya stabil, apalagi kalau cuacanya cerah.
Kapan dan Di Mana Teknologi ini Dibutuhkan?

Mungkin Anda berpikir, sekarang kan jaringan fiber dan 4G/5G udah ada di mana-mana. Tapi faktanya, masih banyak wilayah yang belum kebagian akses internet cepat. Dan di sinilah teknologi ini punya peran penting.
Beberapa contoh penggunaan nyata:
- ATM di daerah terpencil: Banyak bank masih mengandalkan teknologi vsat buat koneksi transaksi di lokasi-lokasi yang enggak terjangkau jaringan kabel.
- Tambang atau kilang minyak: Lokasi-lokasinya jauh dari kota, tapi butuh koneksi buat data monitoring.
- Sekolah pedalaman: Internet dari teknologi ini, bantu proses belajar daring anak-anak yang tinggal di pedalaman.
- Kantor desa atau kecamatan: Teknologi ini jadi jembatan buat akses layanan digital pemerintahan.
Contoh nyata di lapangan
Ingat program “Internet Masuk Desa” dari KOMINFO (sekarang berganti menjadi KOMDIGI)? Nah, banyak dari koneksi yang dibangun di situ menggunakan teknologi ini. Di Papua, Kalimantan, NTT, tempat yang sebelumnya benar-benar tidak terjangkau sinyal, tiba-tiba bisa terkoneksi internet. Anak-anak pun bisa buka Google, nonton video edukasi, bahkan ikut kelas online.
Macam-Macam Very Small Aperture Terminal
VSAT enggak cuma satu jenis. Ada beberapa pilihan tergantung frekuensi dan kebutuhannya:
- C-Band: Ini yang paling tahan banting, terutama di wilayah dengan curah hujan tinggi. Tapi, ukurannya lumayan besar.
- Ku-Band: Antenanya lebih kecil dan ringan. Lebih mudah dipasang, tapi lebih sensitif terhadap cuaca buruk.
- Extended C-Band: Versi “upgrade” dari C-Band, cocok buat pengguna yang butuh bandwidth lebih besar di lokasi ekstrem.
Pemilihan frekuensi biasanya disesuaikan dengan kondisi cuaca, lokasi geografis, dan seberapa besar kebutuhan datanya. Misalnya, untuk kantor pemerintahan di daerah tropis yang sering hujan deras, C-Band akan lebih ideal.
Regulasi di Indonesia

Pakai perangkat komunikasi kayak VSAT itu enggak bisa asal colok dan jalan. Karena sistem ini beroperasi lewat sinyal satelit dan frekuensi radio, kalau enggak sesuai standar, bisa-bisa malah ganggu sinyal lain di sekitarnya. Nah, supaya hal kayak gini enggak terjadi, pemerintah kita udah bikin aturan khusus yang wajib dipatuhi oleh semua pihak yang ingin memakai atau menjual perangkat VSAT di Indonesia.
Aturan ini dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital (DJID), yang sebelumnya dikenal sebagai SDPPI. Lewat Keputusan Dirjen Pos dan Telekomunikasi Nomor 346 Tahun 2003, ditetapkan berbagai persyaratan teknis yang harus dipenuhi sebelum sebuah perangkat ini bisa dipakai secara legal di dalam negeri.
Jadi, bukan cuma soal bisa berfungsi atau enggak, tapi juga apakah perangkatnya aman, enggak ganggu sistem lain, dan sesuai standar yang berlaku di Indonesia.
Nah, di bagian bawah ini, kita bahas rincian persyaratan teknisnya, biar Anda punya gambaran tentang apa aja yang diatur dalam regulasi tersebut.
Persyaratan operasi
- Catu daya: Perangkat harus mampu bekerja dengan catu daya 220V AC atau DC -43,2 sampai -55,2V.
- Kondisi lingkungan: Perangkat bisa dipakai di suhu 10°C–50°C dan kelembaban tinggi (mencapai 95% pada 40°C).
- Sistem keamanan: Over current, over voltage, perlindungan petir (grounding ≤ 1 ohm), dan fan pendingin.
- Koneksi data: Harus mendukung Ethernet, RS-232, dan antarmuka standar lainnya.
- Kualitas sinyal (Bit Error Rate / BER): < 10⁻⁶.
- Layanan minimal: Mampu kirim data setidaknya 4.8 kbps dan punya fitur billing.
- Network management: Indikasi alarm, fault management, dan komunikasi antar terminal.
Persyaratan elektris
Frekuensi C-Bank dan Ext-C Band
| Parameter | C-Band | Ext-C Band |
| Up link | 5.925 – 6.425 GHz | 6.425 – 6.725 GHz |
| Down link | 3.700 – 4.200 GHz | 3.400 – 3.700 GHz |
| Spasi kanal | ≤ 150 KHz | |
| Modulasi | BPSK, QPSK, atau turunannya | |
| Cross polarization | ≥ 25dB | |
Frekuensi Ku-Band
| Parameter | Ku-Band (FSS) | Ku-Band (FS) |
| Up link | 13.754 – 14.486 GHz | 14.400 – 14.500 GHz |
| Down link | 10. 954 – 11.686 GHz | 10.950 – 11.706 GHz |
Antena
- Diameter: D ≤ 4,5 m (cross polarization ≥ 25 dB), D ≥ 4,5 m (≥ 27 dB).
- Polarisasi Ku-Band: Diskriminasi polarisasi ≥ 28 dB (main beam -1 dB), ≥ 25 dB (main beam -10 dB), ≥ 30 dB (main beam -1 dB).
Persyaratan LAN dan frame relay
LAN
- Minimal 1 port Ethernet (10 Mbps, IEEE 802.3/802.2)
- Transparent birding protocol, address filtering.
Frame relay
- Minimal 4 port per station, akses data 4.8 kbps – 1-24 kbps.
- Interface: X.21, RS-449, RS-232C, V.35.
- Mendukung layanan data, suara, video, multicast, bandwidth on demand.
Persyaratan bahan baku dan konstruksi
- Material kuat, ringan, tahan iklim tropis, dan anti karat.
- Bagian perangkat berbentuk modul, kabinet terpadu, terlindungi dari benda asing, dan dilengkapi pengaman.
Untuk proses pengujiannya sendiri, baik produsen, importir, maupun distributor wajib menyerahkan dua unit perangkat secara acak ke laboratorium yang ditunjuk oleh DJID. Dari situ, perangkat akan diuji berdasarkan semua parameter teknis yang sudah ditetapkan pemerintah. Kalau semuanya lolos, maka perangkat itu akan mendapatkan Laporan Hasil Uji (LHU).
Nah, LHU inilah yang nantinya jadi syarat utama buat lanjut ke tahap pengajuan sertifikasi DJID. Setelah sertifikasi terbit, barulah perangkat ini boleh digunakan dan diperjualbelikan secara resmi di Indonesia.
Kalau dilihat sekilas, prosesnya memang terkesan panjang dan cukup teknis, apalagi buat Anda yang baru pertama kali mengurus. Tapi enggak perlu khawatir, sekarang tersedia layanan jasa sertifikasi DJID yang bisa bantu mulai dari nyiapin dokumen, bantu proses pengujian, sampai pengurusan sertifikat dan pelabelan perangkat, semuanya bisa dibantu dari A sampai Z. <UN>
FAQ
Berikut pertanyaan umum seputar perangkat ini:
Apa itu VSAT dan untuk apa digunakan?
VSAT adalah singkatan dari Very Small Aperture Terminal, yaitu sistem komunikasi berbasis satelit yang menggunakan antena kecil. Umumnya digunakan untuk menyediakan koneksi internet dan data di lokasi terpencil yang sulit dijangkau jaringan kabel atau seluler.
Di mana saja VSAT biasanya dipakai?
VSAT banyak digunakan di ATM daerah pelosok, area tambang, sekolah di wilayah 3T, serta kantor desa atau instansi pemerintah di daerah yang belum tersambung jaringan fiber atau seluler.
Apakah VSAT bisa dipakai di rumah pribadi?
Secara teknis bisa, tapi biasanya VSAT digunakan untuk kebutuhan skala institusi atau bisnis karena biayanya lebih tinggi dibandingkan internet rumahan biasa. Namun, untuk daerah sangat terpencil, ini bisa jadi satu-satunya solusi.










Leave a Comment