#1 Your Trusted Business Partner

Mengenal Apa Itu Network Packet Broker dan Regulasinya di Indonesia

Galih Nugroho

network packet broker - Narmadi.co.id

Saat ini hampir semua hal bergantung pada jaringan komputer, dari bisnis, layanan publik, sampai aktivitas sehari-hari kita. Semakin banyak orang dan perangkat yang terhubung, semakin padat pula lalu lintas data yang harus dikelola. Tidak heran jika menjaga agar jaringan tetap aman dan lancar jadi tantangan tersendiri. Nah, di sinilah Network Packet Broker (NPB) hadir untuk membantu. 

Mungkin Anda bertanya-tanya, apa sebenarnya Network Packet Broker itu? Bagaimana cara kerjanya? Dan apakah ada regulasi yang mengatur penggunaannya di Indonesia? Tenang, semuanya akan dibahas lengkap di artikel ini, mari simak bersama.

Apa itu Network Packet Broker?

Apa itu Network Packet Broker

Network Packet Broker (NPB) adalah perangkat yang mengumpulkan, menyaring, dan mendistribusikan paket data dari jaringan ke berbagai alat pemantauan dan keamanan. Fungsinya ibarat “pengatur lalu lintas” yang memastikan data yang relevan diteruskan ke perangkat yang tepat, sementara data yang tidak diperlukan bisa dibuang atau disimpan sesuai kebutuhan.

Bayangkan sebuah jalan raya yang penuh kendaraan. Jika semua kendaraan masuk kota tanpa diarahkan, kemacetan tak terhindarkan. Nah, NPB berperan layaknya polisi lalu lintas yang mengatur arus kendaraan agar tetap lancar.

Fungsi Utama

NPB bukan hanya alat pengatur data biasa. Berikut beberapa fungsi utamanya:

  • Traffic aggregation: Menggabungkan data dari berbagai sumber jaringan ke satu titik pemantauan.
  • Traffic filtering: Memilah paket data berdasarkan kriteria tertentu seperti IP address, port, atau jenis protokol.
  • Load balancing: Membagi beban lalu lintas ke beberapa perangkat pemantauan agar tidak ada yang overload.
  • Deduplication dan packet slicing: Menghapus paket data yang duplikat atau memotong paket agar hanya bagian penting yang diteruskan.
  • Data masking: Menyembunyikan data sensitif saat dikirim ke alat analisis jaringan.

Dengan fungsi-fungsi ini, NPB membantu meningkatkan efisiensi dan visibilitas jaringan.

Cara Kerja

Cara Kerja Network Packet Broker

NPB ditempatkan di antara switch jaringan (atau TAP/SPAN) dan tools pemantauan seperti Intrusion Detection System (IDS), firewall, atau Network Performance Monitoring (NPM).

  • Mengumpulkan data: NPB mengambil paket data dari TAP (Test Access Point) atau SPAN (Switch Port Analyzer).
  • Menyaring paket: Data difilter berdasarkan kriteria yang sudah diatur.
  • Mendistribusikan data: Paket yang sudah disaring kemudian diarahkan ke perangkat pemantauan atau keamanan yang sesuai.

Dengan cara ini, perangkat monitoring tidak terbebani oleh data yang tidak relevan.

Manfaat dalam Infrastruktur Jaringan

NPB membawa sejumlah manfaat yang signifikan, terutama bagi perusahaan dengan jaringan besar:

  • Visibilitas yang lebih baik: Semua lalu lintas jaringan bisa dipantau dengan detail.
  • Meningkatkan efisiensi monitoring: Perangkat monitoring hanya menerima data yang relevan.
  • Skalabilitas yang tinggi: Memudahkan penambahan alat pemantauan baru.
  • Keamanan lebih kuat: Paket mencurigakan bisa diarahkan langsung ke perangkat keamanan untuk analisis mendalam.

Bagi bisnis yang mengandalkan kecepatan dan keamanan data, NPB adalah perangkat yang sangat membantu.

Apa Bedanya Network Packet Broker dengan TAP atau SPAN?

Masih banyak yang bingung antara NPB, TAP, dan SPAN. Perbedaannya sederhana:

  • TAP: Perangkat yang hanya menyalin seluruh lalu lintas jaringan.
  • SPAN: Fitur pada switch yang mengkloning lalu lintas dari port tertentu.
  • NPB: Bukan sekadar menyalin, tapi juga memilah, menyaring, dan mendistribusikan data ke perangkat monitoring.

Dengan kata lain, TAP dan SPAN adalah “mata” yang melihat semua lalu lintas, sedangkan NPB adalah “otak” yang memutuskan ke mana data harus dikirim.

Regulasi di Indonesia

Mengenal Apa Itu Network Packet Broker dan Regulasinya di Indonesia

Selain memahami fungsi dan manfaatnya, penting juga untuk tahu bahwa perangkat seperti Network Packet Broker wajib memenuhi regulasi yang berlaku di Indonesia. Hal ini diatur dalam Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika (KEPMEN KOMINFO) Nomor 60 Tahun 2022, yang menetapkan standar teknis yang wajib dipenuhi oleh setiap perangkat NPB.

Standar teknis yang harus dipenuhi

  • Catu daya: NPB harus mendukung pengoperasian normal pada tegangan AC 220V ±10% dan frekuensi 50 Hz ±6%. Jika menggunakan adaptor eksternal, perangkat tetap wajib berfungsi normal.
  • Kecocokan elektromagnetik (EMC): NPB harus memenuhi standar SNI ISO/IEC CISPR 32 untuk memastikan tidak menimbulkan gangguan elektromagnetik di lingkungan residensial maupun industri.
  • Imunitas: Jika termasuk dalam ruang lingkupnya, NPB perlu menjalani pengujian imunitas berdasarkan SNI ISO/IEC CISPR 35, untuk memastikan ketahanannya terhadap gangguan elektromagnetik eksternal.
  • Keselamatan listrik: Pengujian keselamatan dilakukan sesuai IEC 60950-1 atau IEC 62368-1, agar perangkat aman digunakan secara listrik.
  • Keselamatan laser: Jika NPB dilengkapi antarmuka optik, maka wajib memenuhi persyaratan Class 1 atau Class 1M sesuai IEC 60825.

Untuk memastikan NPB sesuai standar teknis tadi, perangkat perlu melalui tahap pengujian teknis. Proses pengujiannya biasanya dilakukan di laboratorium yang sudah diakui secara resmi oleh DJID.

Supaya proses pengujiannya berjalan lancar, pihak produsen, distributor, maupun importir wajib menyiapkan sampel Network Packet Broker yang akan diuji, lengkap dengan dokumen teknisnya. Semua data ini selanjutnya akan diperiksa untuk memastikan perangkat tidak menyalahi standar teknis yang sudah ditetapkan.

Jika lulus, maka alat akan memperoleh LHU (Laporan Hasil Uji). LHU ini yang nantinya menjadi tiket utama untuk mengajukan sertifikat resmi ke DJID.

Bagi yang belum terbiasa dengan proses ini, pengurusan sertifikasi DJID memang bisa terasa cukup teknis dan memakan waktu. Untungnya, kini sudah tersedia layanan jasa sertifikasi DJID yang bisa membantu dari awal hingga akhir, mulai dari menyiapkan dokumen, mengatur pengiriman sampel, sampai perangkat dinyatakan sah dan bersertifikat.

Dengan layanan ini, Anda tak perlu lagi repot mengurus semuanya sendiri. Cukup serahkan pada tim yang berpengalaman, dan Anda bisa fokus menjalankan bisnis tanpa khawatir soal legalitas perangkat. <UN>

FAQ

Berikut pertanyaan umum seputar Network Packet Broker:

Apa itu network packet?

Network packet adalah unit data terkecil yang dikirimkan melalui jaringan komputer. Data yang Anda kirim (misalnya membuka situs web) akan dipecah menjadi beberapa paket yang masing-masing berisi data utama (payload) dan informasi tambahan (header) tentang asal, tujuan, dan urutan paket tersebut.

Apa itu packet station?

Packet station adalah perangkat atau titik dalam jaringan yang menangani paket data. Dalam beberapa konteks, misalnya jaringan radio amatir atau sistem komunikasi data tertentu, istilah ini digunakan untuk menyebut stasiun yang mengirim, menerima, atau meneruskan paket data. Dalam jaringan komputer modern, konsepnya mirip dengan router atau switch.

Mengapa perusahaan membutuhkan Network Packet Broker?

NPB membantu mengelola lalu lintas jaringan lebih efisien, meningkatkan visibilitas jaringan, mengurangi beban perangkat monitoring, memperkuat keamanan, dan memudahkan integrasi perangkat pemantauan baru.

Apakah perangkat Network Packet Broker harus disertifikasi di Indonesia?

Berdasarkan KEPMEN KOMINFO No. 60 Tahun 2022, setiap perangkat NPB harus memenuhi standar teknis tertentu dan mendapatkan sertifikasi dari Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital (DJID) sebelum dapat digunakan atau dipasarkan di Indonesia.

Tags

NPB

Related Post

Leave a Comment

Ready to talk?   Get in touch with our friendly team of experts.   We’re ready to assist you.