Pemerintah Filipina resmi mengumumkan rencana penghentian jaringan 3G secara bertahap yang akan berakhir pada 31 Desember 2026. Kebijakan ini dikeluarkan oleh National Telecommunications Commission (NTC) lewat sebuah surat edaran yang juga mencakup rencana penghentian jaringan 2G di masa mendatang.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi modernisasi infrastruktur telekomunikasi nasional dengan cara mengalokasikan ulang spektrum frekuensi dari jaringan lama ke teknologi baru seperti 4G, 5G, dan bahkan jaringan 6G yang akan datang.
Daftar isi
Mengapa Jaringan 3G Ditinggalkan?
National Telecommunications Commission (NTC) menyebutkan bahwa jaringan seperti 2G dan 3G sudah tidak lagi efisien dalam memanfaatkan spektrum frekuensi yang tersedia. Teknologi ini dianggap usang karena tidak mampu mendukung kebutuhan digital masyarakat saat ini, mulai dari kecepatan internet hingga aspek keamanan data. Selain itu, keberadaannya mempersempit ruang bagi pengembangan jaringan yang lebih canggih.
Dengan dihentikannya 3G, pemerintah ingin membuka jalan bagi teknologi yang lebih cepat dan stabil seperti 4G dan 5G. Harapannya, langkah ini akan membantu mengurangi kemacetan jaringan, meningkatkan kualitas koneksi, dan mempercepat transformasi digital di berbagai sektor.
Langkah-Langkah yang Harus Ditempuh Operator
NTC memberi waktu 60 hari kepada semua operator seluler untuk menyerahkan rencana transisi. Dalam rencana ini, operator wajib menjelaskan bagaimana mereka akan mengedukasi pengguna, khususnya mereka yang masih menggunakan perangkat 3G.
Beberapa hal yang diminta termasuk:
- Program penggantian SIM secara gratis untuk pelanggan aktif
- Bantuan berupa subsidi atau cicilan ringan bagi pemilik perangkat yang hanya mendukung 3G
- Fasilitas pusat bantuan, baik secara daring maupun luring (luar jaringan), untuk mendampingi proses migrasi pengguna
Perlu dicatat, proses ini tidak dilakukan sekaligus di seluruh wilayah. Transisi akan berjalan bertahap dan disesuaikan dengan kondisi tiap daerah.
Nasib Jaringan 2G
Berbeda dengan 3G, jaringan 2G masih akan dipertahankan sementara waktu, khususnya di wilayah pedesaan dan daerah terpencil. NTC memahami bahwa banyak masyarakat di kawasan ini masih mengandalkan layanan dasar seperti SMS dan panggilan suara. Karena itu, penghentian 2G akan menyusul setelah pemerintah menetapkan jadwal resmi agar tidak memutus akses komunikasi masyarakat.
Apa Arti Kebijakan Ini Bagi Konsumen?
Bagi pengguna ponsel lama yang hanya mendukung 3G, ini menjadi sinyal untuk mulai mempertimbangkan beralih ke perangkat yang lebih baru. Namun, pemerintah tidak tinggal diam. Operator diminta untuk memberikan kemudahan, mulai dari upgrade perangkat hingga bantuan biaya, agar proses migrasi ini tidak menjadi beban bagi masyarakat, khususnya kelompok yang rentan.
Dampaknya pada Proses Sertifikasi Perangkat
Kebijakan penghentian jaringan 3G juga membawa konsekuensi pada sisi regulasi, terutama dalam hal proses sertifikasi perangkat. Perangkat yang hanya mendukung 3G dipastikan akan kehilangan relevansinya dalam proses market access di Filipina.
Sejumlah implikasi penting antara lain:
- Penyesuaian standar teknis agar lebih berfokus pada teknologi 4G, 5G, dan seterusnya
- Evaluasi ulang terhadap perangkat lama yang masih berbasis 3G
- Perubahan dokumen teknis serta uji perangkat sesuai spektrum baru yang aktif
Produsen, importir, hingga distributor perangkat komunikasi disarankan mulai menyesuaikan spesifikasi produk yang mereka ajukan. Hal ini juga akan memengaruhi dokumen ekspor-impor dan proses approval dari lembaga sertifikasi yang berada di bawah NTC.
Leave a Comment