Beberapa waktu lalu, seorang teman bercerita soal pengalamannya infrared thermometer. Ia menggunakan infrared thermometer untuk mengukur suhu tubuh anaknya yang sedang demam, tapi hasilnya berbeda tipis ketika dibandingkan dengan termometer digital biasa. Kemudian muncul satu pertanyaan, sebenarnya seberapa akurat infrared thermometer itu?
Kisah seperti ini memang cukup sering terjadi. Alhasil, membuat banyak orang mulai ragu apakah alat ukur suhu tanpa kontak bisa diandalkan, atau justru sekadar praktis tapi hasilnya tidak selalu akurat.
Artikel ini akan membahas fakta di balik akurasi infrared thermometer, faktor yang memengaruhi hasil pengukuran, hingga tips agar penggunaannya lebih efektif.
Daftar isi
Bagaimana Infrared Thermometer Mengukur Suhu?
Infrared thermometer bekerja dengan menangkap radiasi inframerah yang dipancarkan permukaan tubuh atau benda. Radiasi ini kemudian diubah menjadi sinyal listrik, lalu dikonversi menjadi angka suhu di layar. Prosesnya cepat dan tidak butuh kontak fisik.
Secara teori, teknologi ini cukup akurat. Namun, hasil pengukuran bisa bervariasi jika alat digunakan tidak sesuai prosedur. Misalnya, jarak terlalu jauh, permukaan kulit basah, atau baterai lemah bisa memengaruhi hasil akhir. Karena itu, penting untuk memahami cara kerja dasar alat ini agar hasil yang didapat lebih konsisten.
Seberapa Akurat Infrared Thermometer dalam Mengukur Suhu?

Sebagian besar infrared thermometer medis memiliki tingkat akurasi kurang lebih 0.2 derajat Celcius hingga 0.3 derajat Celcius. Artinya, jika suhu tubuh sebenarnya 37.0 derajat Celcius, maka hasil pengukuran bisa menunjukkan angka antara 36.7 derajat Celcius hingga 37.3 derajat Celcius. Margin error ini masih dapat diterima dalam pemeriksaan kesehatan sehari-hari.
Perlu diingat juga bahwa setiap produk memiliki spesifikasi berbeda. Beberapa merek kelas medis biasanya sudah melalui uji standar internasional sehingga tingkat akurasinya lebih terjamin. Sementara itu, infrared thermometer untuk penggunaan rumah tangga atau industri kadang punya margin error lebih besar, tetapi masih tetap bermanfaat karena kecepatan dan kenyamanannya.
Di dunia industri, misalnya, ada model khusus yang dirancang untuk benda padat, cair, atau mesin. Meski akurasinya tidak setinggi infrared thermometer versi medis, namun hasilnya tetap cukup memadai untuk keperluan pemantauan rutin.
Faktor yang Memengaruhi Akurasi
Beberapa hal berikut perlu diperhatikan agar hasil pengukuran tetap optimal:
- Jarak pengukuran: Semakin tepat jaraknya (sesuai anjuran pabrikan), maka semakin akurat pula hasilnya.
- Kondisi permukaan: Kulit berkeringat, kotor, atau terkena minyak bisa memengaruhi hasil pengukuran.
- Lingkungan sekitar: Paparan sinar matahari langsung atau ruangan dengan pendingin dengan suhu terlalu rendah dapat membuat hasilnya tidak konsisten.
- Kualitas perangkat: Infrared thermometer dari produsen terpercaya biasanya sudah melalui uji akurasi sesuai standar medis atau industri.
Memahami faktor-faktor ini penting supaya pengguna tidak salah kaprah. Kesalahan kecil seperti jarak yang terlalu jauh saja bisa membuat hasil pengukuran meleset.
Cerita Nyata di Lapangan

Seorang perawat di klinik bercerita bahwa mereka menggunakan infrared thermometer untuk skrining cepat pasien. Hasilnya jarang meleset jauh dari termometer kontak. Namun, jika ada kasus demam tinggi atau hasil yang terasa janggal, pemeriksaan biasanya diulang dengan alat lain untuk memastikan diagnosis.
Di rumah tangga, banyak orang tua juga mengaku terbantu dengan adanya infrared thermometer. Mereka bisa memantau suhu anak yang sakit tanpa harus membangunkannya di malam hari. Meski ada sedikit perbedaan angka dengan termometer digital, selisihnya masih dalam batas wajar sehingga tidak mengganggu proses pemantauan kesehatan.
Cerita-cerita ini menunjukkan bahwa infrared thermometer sangat membantu untuk pemeriksaan cepat. Berbagai kelebihan infrared thermometer inilah yang membuat alat ini terus dipakai, meski dalam beberapa kasus tetap perlu dukungan metode lain.
Tips Agar Infrared Thermometer Lebih Akurat

Agar hasil pengukuran infrared thermometer lebih akurat, Anda bisa mengikuti beberapa tips berikut:
- Gunakan sesuai instruksi pabrikan, terutama soal jarak ideal.
- Pastikan baterai dalam kondisi baik.
- Bersihkan sensor secara berkala agar tidak terhalang debu atau minyak.
- Hindari penggunaan di bawah sinar matahari langsung atau ruangan yang terlalu berangin.
- Jika untuk kesehatan, gunakan di area tubuh yang dianjurkan, misalnya dahi atau telinga.
Selain itu, penting juga untuk membeli produk dari merek yang terpercaya. Produk berkualitas rendah biasanya tidak hanya cepat rusak, tetapi juga rawan memberikan hasil yang tidak konsisten. Akurasi sangat penting karena berhubungan langsung dengan pemantauan kesehatan. Karena itu, memilih perangkat yang sudah tersertifikasi bisa memberi ketenangan lebih dalam jangka panjang. Dengan mengikuti tips sederhana ini, akurasi alat bisa dijaga tetap stabil dan dapat diandalkan.
Secara umum, keakuratan infrared thermometer cukup dapat diandalkan, baik untuk kesehatan maupun penggunaan sehari-hari, asalkan dipakai dengan benar. Ada faktor-faktor yang memengaruhi hasil, tapi semuanya bisa diminimalisir dengan penggunaan sesuai prosedur.
Jadi, kalau Anda masih bertanya-tanya soal seberapa akurat infrared thermometer, ingatlah bahwa alat ini memang dirancang praktis sekaligus presisi. Tinggal pilih perangkat yang terpercaya, gunakan sesuai aturan, dan manfaatkan kelebihannya untuk mendukung aktivitas sehari-hari.










Leave a Comment