Wireless power transmission (WPT) adalah teknologi yang memungkinkan energi listrik dikirimkan dari satu titik ke titik lain tanpa menggunakan kabel fisik. Teknologi ini semakin populer dan digunakan di berbagai bidang, dari pengisian daya ponsel tanpa kabel hingga aplikasi di sektor industri dan kesehatan.
Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai cara kerja, kelebihan, tantangan, serta penerapan WPT dalam berbagai industri.
Daftar isi
Apa itu Wireless Power Transmission?

Wireless power transmission (WPT) adalah proses transfer energi listrik dari sumber daya ke perangkat penerima tanpa kabel (wireless). Berbeda dengan sistem pengisian daya tradisional yang mengandalkan kabel, WPT menggunakan metode seperti induksi elektromagnetik dan resonansi magnetik untuk mentransmisikan energi.
Sistem ini memungkinkan pengisian daya perangkat secara nirkabel, menghadirkan kenyamanan bagi pengguna serta membuka berbagai peluang aplikasi baru.
Cara Kerja Wireless Power Transmission

Teknologi wireless power transmission bekerja berdasarkan beberapa prinsip, yaitu:
1. Inductive coupling (induksi elektromagnetik)
Teknik ini mentransfer daya melalui medan elektromagnetik antara dua kumparan yang berada dekat. Kumparan pada sumber daya menghasilkan medan magnet, yang kemudian mentransfer energi ke kumparan pada perangkat penerima.
Teknologi ini umum digunakan pada pengisi daya nirkabel untuk ponsel dan perangkat kecil lainnya.
2. Resonant inductive coupling
Metode ini mirip dengan induksi, tetapi menggunakan frekuensi resonansi yang sesuai antara pengirim dan penerima untuk meningkatkan efisiensi transfer daya pada jarak yang lebih jauh. Resonant coupling banyak diterapkan dalam pengisian daya kendaraan listrik tanpa kabel.
3. Microwave power transmission
Menggunakan gelombang mikro untuk mengirim energi pada jarak yang lebih jauh. Teknologi ini lebih umum dalam proyek-proyek yang memerlukan transmisi daya jarak jauh, tetapi efisiensinya menurun seiring bertambahnya jarak.
4. Laser-based power transmission
Metode ini menggunakan sinar laser yang diarahkan pada penerima yang dapat mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Aplikasi ini digunakan dalam situasi yang sangat spesifik, terutama untuk perangkat yang membutuhkan daya dalam jumlah kecil.
Kelebihan Wireless Power Transmission
1. Kenyamanan tanpa tabel
Salah satu kelebihan utama wireless power transmission adalah kemudahan dan kenyamanan pengguna. Tidak ada kabel yang mengganggu atau rusak, sehingga perangkat dapat diisi dayanya hanya dengan diletakkan di dekat pengisi daya.
Hal ini sangat menguntungkan bagi pengguna perangkat elektronik seperti ponsel, smartwatch, dan perangkat IoT lainnya.
2. Mengurangi risiko keausan dan kerusakan
Dengan tidak adanya kabel yang perlu dicolokkan dan dicabut, risiko kerusakan pada port dan kabel berkurang. Hal ini juga membuat teknologi WPT lebih ramah lingkungan, karena mengurangi limbah kabel dan perangkat yang rusak akibat penggunaan kabel.
3. Peningkatan keamanan di lingkungan industri
Pada sektor industri, pengurangan kabel berarti mengurangi risiko kecelakaan seperti kabel yang tersandung atau korsleting. Hal ini membuat wireless power transmission ideal untuk lingkungan dengan banyak peralatan bergerak atau di tempat yang berbahaya.
4. Mendukung inovasi IoT dan smart home
Teknologi ini juga membuka peluang besar bagi pengembangan smart home dan perangkat IoT. Dengan WPT, perangkat rumah pintar dapat diisi dayanya secara otomatis tanpa perlu melakukan interaksi manual. Misalnya, lampu atau sensor bisa tetap aktif dan terisi daya tanpa kabel, yang meningkatkan efisiensi dan kenyamanan penggunaan.
Penerapan Wireless Power Transmission di Berbagai Industri
1. Elektronik konsumen
WPT pertama kali diperkenalkan dalam perangkat konsumen melalui pengisian daya nirkabel untuk ponsel. Kini, teknologi ini meluas ke berbagai perangkat lain seperti smartwatch, headphone, dan sikat gigi elektrik, memberikan kemudahan bagi pengguna sehari-hari.
2. Otomotif

Di sektor otomotif, teknologi WPT mulai banyak diperkenalkan melalui konsep pengisian daya nirkabel untuk kendaraan listrik. Meskipun stasiun pengisian daya nirkabel belum banyak tersedia di Indonesia, teknologi ini diharapkan dapat diadopsi ke depannya.
Saat ini, teknologi WPT lebih banyak diaplikasikan pada perangkat-perangkat pendukung, seperti alat pengisian portabel dan perangkat pendukung kendaraan listrik lainnya, yang memudahkan pengisian daya tanpa kabel.
3. Kesehatan dan medis
Di sektor kesehatan, WPT mulai diterapkan untuk berbagai peralatan medis non-implan yang mendukung kenyamanan pasien. Misalnya, teknologi pengisian nirkabel pada perangkat pemantauan kesehatan dan alat bantu mobilitas seperti kursi roda listrik. Dengan WPT, perangkat ini bisa lebih mudah digunakan tanpa perlu sering mengganti baterai atau bergantung pada kabel, yang dapat meningkatkan kenyamanan dan mobilitas pasien.
4. Manufaktur dan industri
WPT digunakan dalam pabrik untuk memberi daya pada mesin otomatis dan robot industri. Tanpa kabel, mesin-mesin ini dapat bergerak lebih fleksibel dan mengurangi kebutuhan pemeliharaan pada kabel daya. Ini meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi risiko kecelakaan.
Tantangan Wireless Power Transmission di Indonesia
1. Jarak transmisi yang terbatas
Teknologi WPT saat ini umumnya masih efektif untuk jarak yang pendek. Di Indonesia, penerapan WPT untuk jarak yang lebih jauh, misalnya di ruang perkantoran besar atau fasilitas publik, masih menghadapi tantangan efisiensi.
Semakin jauh jarak antara sumber dan penerima daya, semakin besar energi yang hilang, sehingga teknologi ini kurang efektif untuk area yang luas tanpa penguat tambahan.
2. Biaya implementasi yang tinggi
Implementasi WPT memerlukan investasi peralatan yang relatif mahal dibandingkan sistem kabel tradisional. Di Indonesia, biaya tinggi ini bisa menjadi kendala, terutama bagi bisnis kecil dan menengah yang ingin mengadopsi teknologi tersebut dalam operasional mereka.
Oleh karena itu, WPT saat ini lebih umum digunakan pada perangkat elektronik konsumen seperti pengisi daya nirkabel untuk ponsel, sedangkan untuk skala besar masih belum banyak diterapkan.
3. Efisiensi energi yang masih perlu ditingkatkan
Efisiensi energi WPT seringkali lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan kabel, di mana sebagian energi dapat hilang dalam bentuk panas saat transmisi.
Ini menjadi pertimbangan penting di Indonesia, terutama dengan tingginya biaya listrik di beberapa daerah. Untuk penggunaan di sektor bisnis, efisiensi yang rendah dapat meningkatkan biaya operasional, sehingga perlu inovasi yang dapat meningkatkan efisiensi energi WPT.
4. Potensi interferensi dan dampak lingkungan
Penggunaan gelombang elektromagnetik dalam WPT memiliki potensi untuk mengganggu perangkat elektronik lain yang menggunakan frekuensi serupa.
Di Indonesia, di mana banyak area urban yang padat perangkat nirkabel, potensi interferensi ini perlu diperhatikan.
Selain itu, penggunaan WPT secara luas juga memerlukan kajian terhadap dampak lingkungannya, terutama terkait radiasi elektromagnetik dan keamanan kesehatan dalam penggunaan jangka panjang.
Masa Depan Wireless Power Transmission
Teknologi wireless power transmission memiliki prospek yang besar di masa depan, terutama dengan perkembangan kebutuhan akan perangkat pintar dan kendaraan listrik.
Inovasi-inovasi dalam jangkauan transmisi, efisiensi energi, dan keamanan dapat memperluas penggunaan WPT di berbagai industri.
Penelitian saat ini difokuskan pada peningkatan efisiensi, memperluas jangkauan, dan mengurangi dampak lingkungan, sehingga WPT bisa menjadi solusi pengisian daya utama di masa mendatang.
Sertifikasi SDPPI untuk Wireless Power Transmission (WPT) di Indonesia
Di Indonesia, perangkat dengan teknologi Wireless Power Transmission (WPT) wajib menjalani sertifikasi dari SDPPI (Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika) di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Sertifikasi ini penting untuk memastikan bahwa perangkat WPT beroperasi dengan aman dan tidak mengganggu frekuensi radio lain di lingkungan sekitarnya.
Sertifikasi WPT diatur oleh Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika (KEPMEN) Nomor 260 Tahun 2024, yang memuat berbagai ketentuan teknis serta prosedur pengujian yang harus dilalui perangkat WPT sebelum dipasarkan.
Salah satu bagian utama dari pengujian ini adalah verifikasi kepatuhan perangkat terhadap frekuensi yang digunakan. Pengujian frekuensi ini memastikan perangkat bekerja sesuai standar yang telah ditetapkan.
Setelah perangkat diuji, hasilnya dicatat dalam Laporan Hasil Uji (LHU), yang menjadi dasar untuk menilai kelayakan perangkat sebelum diperbolehkan beredar di Indonesia.
Bagi perusahaan yang ingin memasarkan perangkat WPT di Indonesia, tersedia layanan jasa sertifikasi SDPPI yang membantu memastikan setiap persyaratan teknis dan administrasi terpenuhi selama proses pengujian.
Dengan layanan ini, proses pengajuan sertifikasi lebih mudah, dan semua dokumen yang dibutuhkan sudah lengkap, menjamin perangkat WPT aman dan sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia.
FAQ
Berikut pertanyaan terkait wireless power transmission dan hal yang berkaitan dengan perizinan WPT di Indonesia:
Apakah mungkin mengirim daya listrik tanpa menggunakan kabel?
Ya, sangat mungkin. Teknologi WPT memungkinkan pengiriman daya listrik dari sumber ke perangkat tanpa menggunakan kabel.
WPT bekerja melalui medan elektromagnetik atau gelombang frekuensi tertentu untuk mentransfer energi ke perangkat penerima.
Meskipun terbatas dalam hal jarak dan efisiensi dibandingkan kabel, WPT telah diterapkan dalam berbagai aplikasi, seperti pengisian daya nirkabel untuk ponsel, perangkat medis, hingga kendaraan listrik, menunjukkan bahwa transmisi listrik tanpa kabel adalah sebuah kenyataan dalam teknologi modern.
Siapa yang pertama kali menemukan teknologi transmisi daya tanpa kabel?
Teknologi transmisi daya tanpa kabel pertama kali dikembangkan oleh Nikola Tesla pada akhir abad ke-19.
Tesla melakukan eksperimen dengan medan elektromagnetik untuk mentransfer energi tanpa kabel dan bahkan membangun Tesla Coil, alat yang menghasilkan arus listrik tanpa koneksi kabel.
Tesla bermimpi menciptakan sistem yang bisa mengirimkan listrik jarak jauh tanpa kabel, dan penelitiannya menjadi dasar bagi banyak inovasi dalam teknologi Wireless Power Transmission (WPT) yang kita gunakan saat ini.
Apakah perangkat WPT di Indonesia perlu mendapatkan izin khusus?
Ya, semua perangkat yang menggunakan teknologi WPT di Indonesia wajib memiliki sertifikasi dari SDPPI. Sertifikasi ini memastikan perangkat memenuhi standar teknis dan tidak menimbulkan interferensi pada jaringan frekuensi lain yang ada di sekitarnya.
Bagaimana proses untuk mendapatkan sertifikasi SDPPI untuk perangkat WPT?
Prosesnya melibatkan pengajuan dokumen teknis perangkat, termasuk spesifikasi dan pengujian frekuensi. Perangkat kemudian diuji oleh lembaga terkait untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi sebelum akhirnya diberi sertifikat oleh SDPPI.
Apa saja syarat pengujian WPT untuk mendapatkan sertifikasi SDPPI?
Berikut adalah dokumen persyaratan pengujian WPT yang ada pada alat atau perangkat elektronik:
1. Spesifikasi produk yang mencantumkan nama model yang tepat dan sama persis dengan model yang diajukan.
2. Foto produk yang jelas, menampilkan perangkat dari berbagai sudut untuk memverifikasi desain dan bentuknya.
3. Jenis modulasi dari fitur wireless power transmission, yang menjelaskan cara sinyal dikirimkan melalui gelombang radio pada perangkat.
4. Nilai gain antena dari fitur RF (diukur dalam dBi), yang menunjukkan seberapa besar peningkatan sinyal pada antena yang digunakan perangkat.
5. SOP pengujian dan perangkat lunak yang digunakan selama pengujian untuk memastikan bahwa perangkat tersebut berfungsi sesuai standar yang berlaku.










Leave a Comment