Proses sertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia) adalah prosedur penting yang wajib dilalui oleh produk untuk memastikan kualitas dan keamanannya. Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih dalam mengenai estimasi waktu dan tahapan proses sertifikasi SNI, khususnya untuk tipe 1B dan tipe 5.
Daftar isi
Mengapa Proses Sertifikasi SNI Penting?
Sebelum membahas detail proses sertifikasi SNI, mari pahami terlebih dahulu mengapa sertifikasi SNI ini begitu penting. Proses sertifikasi SNI bertujuan untuk memastikan produk yang dipasarkan sesuai dengan standar nasional yang berlaku.
Selain sebagai kewajiban hukum di Indonesia, sertifikasi SNI juga berperan penting dalam meningkatkan daya saing produk di pasar sekaligus membangun kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk.
Estimasi Waktu Proses Sertifikasi SNI

Durasi atau lead time dalam proses sertifikasi SNI dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, terutama kelengkapan dokumen pendukung. Berikut adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk proses ini:
Estimasi waktunya 3-5 bulan, termasuk:
- Pengumpulan dokumen administratif dan teknis.
- Pengujian produk di laboratorium terakreditasi.
- Inspeksi pabrik (jika diperlukan).
- Penerbitan sertifikat.
Pastikan semua dokumen telah disiapkan dengan baik untuk mempercepat proses sertifikasinya.
Tahapan Proses Sertifikasi untuk Tipe 1B

Proses sertifikasi SNI untuk tipe 1B merupakan skema sertifikasi yang lebih sederhana dibandingkan tipe 5. Fokus utamanya adalah menilai kesesuaian produk per batch produksi atau per pengiriman (per shipment) tanpa melibatkan audit sistem manajemen mutu atau asesmen proses produksi.
Berikut adalah tahapan lengkapnya:
1. Pengujian aplikasi ke LSPro
Produsen memulai proses dengan mengajukan aplikasi sertifikasi ke LSPro, dilengkapi dengan dokumen teknis dan administratif yang relevan. Permohonan ini berlaku untuk batch produksi tertentu.
2. Tinjauan dokumen aplikasi
LSPro meninjau dokumen yang diajukan untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan standar. Jika dokumen belum lengkap, produsen perlu melengkapinya sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.
3. Pengujian dan inspeksi per batch produksi
Setiap batch produksi atau pengiriman produk akan diuji secara terpisah. LSPro melakukan inspeksi atau pengujian untuk memastikan kualitas produk sesuai dengan standar SNI. Proses ini menggunakan metode sampling yang mewakili produk dalam batch tersebut.
4. Pengambilan sampel produk
Sampel diambil dari batch yang akan disertifikasi. Jumlah sampel yang diambil disesuaikan dengan pedoman sampling yang berlaku, sehingga hasil pengujian dapat merepresentasikan keseluruhan batch.
5. Pengujian di laboratorium
Sampel yang telah diambil diuji di laboratorium terakreditasi untuk memastikan produk memenuhi persyaratan teknis SNI. Hasil pengujian ini menjadi dasar untuk menentukan kelayakan sertifikasi.
6. Laporan hasil pengujian atau inspeksi
LSPro menyampaikan laporan hasil pengujian kepada produsen. Jika hasil menunjukkan ketidaksesuaian, tindakan koreksi diperlukan sebelum produk dapat disertifikasi.
7. Tindakan koreksi (jika tidak memenuhi)
Jika produk dalam batch tertentu tidak memenuhi standar, produsen harus melakukan perbaikan. Setelah itu, produk harus melalui pengujian ulang untuk memastikan kesesuaian.
8. Penerbitan sertifikasi SNI untuk batch tertentu
Jika semua persyaratan telah terpenuhi, sertifikasi SNI akan diterbitkan. Namun, sertifikasi ini hanya berlaku untuk produk dalam batch yang sama. Produk dari batch berbeda harus melalui proses sertifikasi ulang.
9. Tidak ada surveilan berkala
Berbeda dengan skema sertifikasi tipe 5, tipe 1B tidak memerlukan surveilan atau pengawasan berkala. Sertifikasi hanya berlaku untuk batch tertentu, sehingga tidak ada mekanisme pemantauan pasca-sertifikasi.
Tahapan Proses Sertifikasi SNI untuk Tipe 5

Sertifikasi SNI tipe 5 menggunakan skema sertifikasi produk yang lebih komprehensif dibandingkan tipe 1B. Skema ini menggabungkan beberapa tahapan utama, termasuk asesmen proses produksi, audit sistem manajemen mutu, serta surveilan rutin.
Berikut adalah tahapan lengkapnya:
1. Pengajuan aplikasi ke LSPro (Lembaga Sertifikasi Produk)
Produsen memulai proses dengan mengajukan aplikasi sertifikasi ke LSPro, lengkap dengan dokumen administratif dan teknis yang diperlukan.
2. Tinjauan aplikasi
LSPro meninjau dokumen yang diajukan untuk memastikan kesesuaiannya dengan persyaratan SNI. Jika terdapat kekurangan, produsen diminta untuk melengkapinya.
3. Penentuan (determination)
Pada tahap ini, dilakukan pengambilan sampel produk untuk diuji di laboratorium yang terakreditasi. Selain itu, LSPro juga dapat mengevaluasi proses produksi serta mengaudit sistem manajemen mutu pabrik.
4. Pengujian sampel produk
Sampel yang telah diambil uji di laboratorium untuk memastikan produk memenuhi standar spesifikasi teknis dan standar yang ditetapkan oleh SNI.
5. Audit sistem manajemen mutu dan asesmen proses produksi
Audit ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian sistem manajemen mutu dan proses produksi di pabrik dengan standar SNI. Jika ada ketidaksesuaian, tindakan korektif perlu dilakukan sebelum proses berlanjut.
6. Surveilan (pengawasan berkala)
Skema sertifikasi tipe 5 mencakup surveilan rutin yang dilakukan setiap tahun. Surveilan ini dapat berupa:
- Pengujian ulang produk di laboratorium.
- Pengujian di lokasi pabrik.
- Pengujian produk yang telah beredar di pasar.
- Audit ulang terhadap sistem manajemen mutu atau proses produksi.
7.Review hasil penentuan
Setelah semua tahap selesai, LSPro akan meninjau hasil pengujian, audit, dan surveilan untuk memastikan produk telah memenuhi seluruh persyaratan.
8. Penerbitan sertifikasi SNI
Jika hasil peninjauan menunjukkan kepatuhan terhadap standar, sertifikasi SNI akan diterbitkan. Sertifikasi untuk tipe 5 ini biasanya berlaku selama 2-4 tahun.
9. Re-sertifikasi
Setelah masalah berlaku sertifikasi habis, produsen perlu melalui proses re-sertifikasi untuk memastikan produk tetap sesuai standar yang berlaku.
Tips Mempercepat Proses Sertifikasi SNI
- Pastikan kelengkapan dokumen: Persiapkan dokumen administratif dan teknis dengan teliti untuk menghindari penundaan.
- Gunakan laboratorium terakreditasi: Laboratorium yang terakreditasi membantu memastikan hasil pengujian diterima oleh LSPro.
- Audit internal sebelum pengujian: Audit ini membantu mengidentifikasi potensi masalah sebelum inspeksi resmi dilakukan.
- Konsultasi dengan jasa sertifikasi: Berkonsultasi dengan jasa sertifikasi SNI dapat memberikan panduan dan membantu mempercepat proses.
Kesimpulannya, proses sertifikasi SNI adalah langkah krusial dalam memastikan kualitas dan keamanan produk Anda. Dengan memahami tahapan proses sertifikasi SNI untuk tipe 5 dan tipe 1B, Anda dapat mempersiapkan dokumen dan prosedur yang diperlukan dengan lebih baik.
Semoga panduan ini membantu Anda menjalani proses sertifikasi SNI dengan lancar dan memastikan produk Anda sesuai dengan standar nasional!










Leave a Comment