#1 Your Trusted Business Partner

Mengenal Alat Bantu Dengar, Cara Kerja dan Regulasinya di Indonesia

Galih Nugroho

alat bantu dengar - Narmadi.co.id

Kita seringkali menganggap pendengaran sebagai hal yang biasa, sampai suatu saat kita atau orang terdekat mulai kehilangan kemampuannya. Buat sebagian orang, terutama lansia dan mereka yang mengalami gangguan pendengaran, alat bantu dengar bisa menjadi penyelamat. Perangkat kecil ini bukan cuma memperjelas suara, tapi juga membuka kembali pintu komunikasi dan hubungan sosial yang mungkin mulai tertutup.

Menariknya, produk zaman sekarang bukan lagi sekadar pengeras suara. Ada yang bisa terhubung ke smartphone, ada yang bisa menyesuaikan volume secara otomatis tergantung kondisi sekitar, bahkan bisa dikontrol dari aplikasi di handphone. Enggak heran kalau pemakaiannya di Indonesia juga makin meningkat.

Lewat artikel ini, kita bakal kupas tuntas jenis-jenis alat bantu dengar, cara kerjanya, sampai bagaimana regulasinya di Indonesia untuk memastikan keamanannya. Artikel ini cocok buat siapa saja, mulai dari pengguna, keluarga, tenaga kesehatan, sampai produsen, distributor, dan importir perangkatnya.

Jenis-Jenis Alat Bantu Dengar

Jenis-Jenis Alat Bantu Dengar

Setiap orang punya kebutuhan berbeda saat memilih alat ini, ada yang mengutamakan kenyamanan, ada juga yang lebih fokus pada fitur-fitur pintar. Nah, sebelum Anda menentukan pilihan, penting untuk tahu dulu berbagai jenis alat bantu dengar yang tersedia di pasaran. Mulai dari teknologi yang digunakan, cara pemakaian, hingga fitur modern yang menyertainya, semua akan dibahas di bagian ini.

Analog vs digital

Ada dua tipe utama alat seperti ini, yaitu analog dan digital. Yang analog bekerja dengan memperkuat semua suara sekaligus, tanpa membedakan mana suara penting dan mana suara latar. Sementara versi digital bisa lebih pintar, karena dapat memilah suara, mengurangi kebisingan, dan bahkan menyesuaikan pengaturan otomatis sesuai kebutuhan.

Saat ini, hampir semua produk terbaru sudah menggunakan teknologi digital karena jauh lebih fleksibel dan nyaman digunakan.

Berdasarkan posisi pemakaian

Anda juga bisa memilih produk berdasarkan cara pemakaiannya:

  • ITE (In-The-Ear): Dipasang langsung di bagian dalam telinga. Cocok buat gangguan ringan sampai sedang.
  • BTE (Behind-The-Ear): Diletakkan di belakang telinga, lalu suaranya disalurkan lewat tabung ke telinga. Ini tipe yang paling umum dan cocok untuk berbagai tingkat gangguan.
  • CIC (Completely-In-the-Canal): Paling kecil dan hampir tidak kelihatan dari luar. Ideal buat yang butuh kenyamanan dan tampilan minimalis.
  • RIC (Receiver-In-Canal): Mirip BTE, tapi dengan kualitas suara yang lebih jernih karena receiver-nya langsung masuk ke saluran telinga.

Fitur modern

Alat yang berfungsi untuk membantu fungsi pendengaran ini, sekarang makin pintar. Beberapa fitur modern yang bisa Anda temui:

  • Bluetooth: Bisa konek langsung ke smartphone, TV, atau laptop. Anda bisa dengar musik, nonton film, bahkan telepon langsung dari alat ini.
  • Koneksi nirkabel non-Bluetooth (180–200 MHz): Teknologi ini membuat alat ini bisa menangkap suara dari jarak jauh, misalnya di ruang kelas atau tempat ibadah. Sistem ini memungkinkan suara langsung ditransmisikan ke alat ini, tanpa terganggu suara bising di sekitar.
  • Pengaturan otomatis: Alat ini juga bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, misalnya mengecilkan suara bising di keramaian.
  • Aplikasi pendukung: Atur volume, profil suara, atau pantau daya baterai langsung dari handphone.
  • Baterai isi ulang (rechargeable): Lebih praktis dan ramah lingkungan.

Cara Kerja

Cara Kerja Alat Bantu Dengar

Alat yang berfungsi untuk membantu pendengaran, sebenarnya cara kerjanya cukup sederhana. Alat ini menangkap suara dari sekitar Anda, memperkuatnya, lalu mengirimkannya kembali ke telinga. Hasilnya, Anda bisa dengar lebih jelas tanpa harus terus-menerus minta orang lain bicara lebih keras.

Di balik bentuknya yang kecil, alat ini punya empat komponen utama yang saling bekerja sama, yaitu:

  • Mikrofon, yang bertugas menangkap suara dari lingkungan.
  • Amplifier, bagian yang memperkuat suara yang tertangkap.
  • Speaker (receiver), yang mengirim suara ke dalam telinga.
  • Baterai, sebagai sumber tenaga agar semuanya bisa berfungsi.

Beberapa jenis produk juga bisa dihubungkan dengan aksesori tambahan yang bikin pengalaman mendengar makin nyaman, misalnya:

  • Wireless microphone, yang membantu menangkap suara pembicara dengan lebih jelas saat Anda ada di ruangan besar atau keramaian.
  • TV streamer, yang memungkinkan suara dari televisi langsung masuk ke alat ini.
  • Remote control, biar Anda bisa atur volume atau mode suara tanpa harus menyentuh alat bantu dengarnya langsung.

Regulasi di Indonesia

Mengenal Alat Bantu Dengar, Cara Kerja dan Regulasinya di Indonesia

Zaman sekarang, poduk semakin modern dan sudah makin canggih, banyak yang dilengkapi fitur nirkabel. Nah, karena teknologi ini memancarkan sinyal radio, pemerintah lewat Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital (DJID) di bawah KOMDIGI, mewajibkan perangkat semacam ini untuk disertifikasi resmi. Tujuannya agar perangkat yang beredar enggak ganggu sinyal lain, aman dipakai, dan sesuai aturan teknis yang berlaku.

Aturan ini tercantum dalam Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika (KEPMEN KOMINFO) Nomor 260 Tahun 2024. Di dalamnya, dijelaskan beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh alat bantu dengar dengan fitur nirkabel.

Persyaratan umum:

  • Catu daya: Alat ini harus bisa dijalankan dengan listrik rumah tangga (AC 220V ±10%, 50 Hz ±2%) atau sumber daya DC seperti baterai. Yang penting, daya yang digunakan enggak boleh mengganggu kerja fitur nirkabelnya. Jadi walaupun pakai adaptor atau baterai, semua fungsinya tetap harus stabil.
  • Keamanan listrik: Perangkat wajib memenuhi standar keamanan listrik seperti SNI IEC 60950-1:2016 atau IEC 62368-1. Ini penting banget supaya alatnya enggak berisiko nyetrum atau rusak kalau ada lonjakan listrik.
  • Kompatibilitas elektromagnetik (EMC): Supaya alat ini enggak bikin gangguan ke perangkat lain di sekitar (misalnya speaker, alat medis, atau perangkat elektronik lain), alat ini harus lolos uji EMC berdasarkan standar SNI ISO/IEC CISPR 32:2015.

Persyaratan teknis

Bluetooth

Pita Frekuensi OperasiDaya PancarEmisi SpuriousMetode Testing
2400 – 2483.5≤ 20 dBm EIRPEN 300 440EN 300 440

Koneksi nirkabel non-Bluetooth

Pita Frekuensi OperasiDaya PancarEmisi SpuriousPersyaratan LainMetode Testing
180 – 200≤ 112 dBuV/m pada jarak 10 meter EN 300 422Bandwidth ≤ 50 kHz EN 300 422

Untuk memastikan alat bantu dengar benar-benar aman dan sesuai regulasi, setiap perangkat perlu melalui tahap pengujian teknis. Proses ini dilakukan di laboratorium yang sudah diakui secara resmi oleh DJID.

Agar pengujian berjalan lancar, pihak produsen, distributor, atau importir wajib menyiapkan sampel alat bantu dengar yang akan diuji, lengkap dengan dokumen teknisnya. Semua data ini akan diperiksa untuk memastikan perangkat tidak menyalahi aturan soal frekuensi, daya pancar, dan aspek teknis lainnya.

Kalau hasilnya lulus, maka alat tersebut akan mendapatkan LHU (Laporan Hasil Uji). Nah, LHU ini adalah tiket utama untuk mengajukan sertifikasi resmi ke DJID.

Buat yang belum pernah menjalani proses ini, mungkin awalnya terasa rumit, dari ngumpulin berkas, kirim sampel, tunggu hasil uji, sampai urus administrasi buat terbitin sertifikat. Tapi tenang aja, sekarang sudah tersedia layanan jasa sertifikasi DJID yang bisa bantu urus semuanya dari A sampai Z. Jadi, Anda enggak perlu pusing sendirian. <UN>

FAQ

Berikut pertanyaan umum seputar alat ini:

Apa saja jenis alat bantu dengar yang tersedia?

Jenisnya mencakup ITE, BTE, CIC, dan RIC. Setiap tipe disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan pengguna.

Bagaimana cara kerja alat bantu dengar?

Alat ini menangkap suara, memperkuatnya, lalu mengirim kembali ke telinga melalui speaker internal.

Apakah alat bantu dengar perlu disertifikasi di Indonesia?

Perangkat dengan fitur nirkabel wajib disertifikasi oleh DJID (KOMDIGI) agar aman dan sesuai regulasi teknis.

Related Post

Leave a Comment

Ready to talk?   Get in touch with our friendly team of experts.   We’re ready to assist you.