#1 Your Trusted Business Partner

Perbedaan ESL dan Label Harga Konvensional yang Perlu Anda Pahami

Galih Nugroho

esl dan label harga konvensional - Narmadi.co.id

Beberapa waktu lalu, seorang kenalan yang kerja di toko swalayan cerita soal betapa ribetnya mengganti label harga pas ada promo mendadak.

Katanya, seluruh staf harus sigap menelusuri rak satu per satu, mencopot label lama, lalu menempelkan yang baru. Masalahnya, kadang ada label yang keliru, lupa diganti, atau kehabisan stok cetakan di saat genting. Hasilnya? Pelanggan bingung, staf stres, dan antrean kasir jadi panjang.

Cerita seperti ini masih cukup sering terdengar, padahal teknologi sudah berkembang jauh. Salah satu solusi yang mulai banyak dilirik toko-toko modern adalah Electronic Shelf Label atau ESL. Begitu harga produk berubah di sistem, semua label di rak langsung ikut menyesuaikan secara otomatis. Tanpa ribet, tanpa harus lari-lari keliling toko.

Nah, dari sini saja sudah terlihat, ada banyak hal yang membedakan ESL dengan label harga konvensional. Supaya lebih jelas, yuk kita bahas satu per satu perbedaannya.

Perbedaan ESL dan Label Harga Konvensional

Operasional di lapangan

Label konvensional masih sangat bergantung pada proses manual. Setiap kali ada perubahan harga, staf harus mencetak label baru, lalu menempelkannya ke masing-masing produk di rak. Untuk toko kecil mungkin masih oke. Tapi kalau raknya banyak dan produknya ribuan? Bisa habis waktu setengah hari hanya untuk urusan ini saja.

Berbeda dengan ESL yang sistemnya bekerja digital. Label di rak terhubung ke pusat data melalui jaringan. Begitu harga diperbarui dari komputer utama, semua label di rak langsung berubah tampilan sesuai harga terbaru. Prosesnya otomatis dan cepat, tanpa banyak tenaga.

Respons toko terhadap promo

Perbedaan ESL dan Label Harga Konvensional yang Perlu Anda Pahami

Bayangkan ada flash sale mendadak. Kalau masih pakai label kertas, butuh waktu cukup lama sampai semua rak mencerminkan harga diskon yang baru. Dan saat itu terjadi, pelanggan sudah terlanjur melihat harga lama atau staf kewalahan menjelaskan.

Dengan ESL, cukup satu kali pengaturan di komputer pusat, dan semua label akan menyesuaikan. Toko bisa lebih gesit merespons strategi promosi, tanpa gangguan berarti di lapangan. Ini tentu sangat membantu menjaga performa toko, terutama saat jam ramai.

Konsistensi harga dan informasi

Seringkali ada gap antara harga yang tertera di rak dan harga di kasir. Entah karena label belum sempat diganti, atau salah cetak. Situasi seperti ini bisa bikin kepercayaan pelanggan menurun.

Sementara itu, ESL menarik informasi harga langsung dari sistem pusat. Artinya, apa yang terlihat di rak selalu selaras dengan apa yang ada di kasir. Pelanggan pun lebih tenang karena tahu harga yang mereka lihat adalah harga yang berlaku.

Soal Biaya: Lebih mahal atau justru lebih hemat?

Perbedaan ESL dan Label Harga Konvensional yang Perlu Anda Pahami

Ini yang paling sering ditanyakan: “Apakah ESL mahal?” Jawabannya: Ya, di awal. Tapi jangan berhenti di situ dulu. Kalau dihitung jangka panjang, justru bisa lebih hemat.

Biaya cetak label, tinta, kertas, dan waktu staf bisa sangat besar, apalagi kalau perubahan harga terjadi setiap minggu. 

Sementara ESL hanya perlu dipasang sekali, lalu bisa dipakai bertahun-tahun. Baterainya awet, dan nyaris tidak butuh perawatan. Penghematan biaya operasional pun terasa seiring waktu.

Penampilan dan estetika rak

Label konvensional mudah rusak, sobek, miring, atau warnanya pudar. Ini bisa mengganggu estetika toko, terutama jika ingin tampil modern dan profesional.

ESL hadir dengan desain rapi dan layar e-ink yang nyaman dibaca. Selain harga, bisa juga menampilkan informasi tambahan seperti barcode atau QR code. Tampilan rak jadi lebih bersih dan informatif.

Beberapa jenis electronic shelf label bahkan bisa dikustomisasi tampilannya sesuai kebutuhan brand atau produk tertentu. Ini tentu memberi nilai tambah tersendiri bagi pengalaman belanja pelanggan.

Dampaknya terhadap lingkungan

Perbedaan ESL dan Label Harga Konvensional yang Perlu Anda Pahami

Label kertas berarti sampah tambahan. Setiap perubahan harga berarti harus buang label lama dan cetak yang baru. Dalam skala besar, limbah ini cukup signifikan.

Sebaliknya, ESL tidak menghasilkan sampah kertas dan hemat energi karena hanya menggunakan daya saat konten diperbarui. Pilihan yang lebih ramah lingkungan, terutama untuk toko yang ingin berkontribusi pada keberlanjutan.

Cocok untuk toko seperti apa?

Kalau Anda punya toko kecil dengan produk yang jarang berubah harga, label manual mungkin masih bisa digunakan. Tapi saat toko berkembang dan kebutuhan efisiensi meningkat, ESL bisa jadi pilihan yang masuk akal.

Sistem ini fleksibel. Bisa dimulai dari puluhan label dulu, lalu bertambah seiring kebutuhan. Cocok untuk minimarket, toko kelontong modern, hingga supermarket besar.

Perbedaan ESL dan label harga konvensional terasa jelas saat dilihat dari sisi operasional, kecepatan, biaya, hingga tampilan toko. Meskipun butuh investasi awal, ESL menawarkan kemudahan dan efisiensi jangka panjang yang sulit diabaikan.

Kalau Anda sedang berpikir untuk memperbarui sistem harga di toko, mungkin ini saat yang tepat untuk mulai mempertimbangkan ESL sebagai solusi modern yang praktis dan hemat.

Tags

ESL

Related Post

Leave a Comment

Ready to talk?   Get in touch with our friendly team of experts.   We’re ready to assist you.