#1 Your Trusted Business Partner

Mengenali Gas Detection, Fungsi dan Regulasinya di Indonesia

Galih Nugroho

gas detection - Narmadi.co.id

Pernah enggak sih kepikiran, gimana caranya sebuah pabrik tahu kalau ada kebocoran gas sebelum semua orang di dalamnya sadar? Atau gimana caranya teknisi bisa tahu kandungan gas beracun di ruang tertutup sebelum masuk ke sana? Nah, jawabannya ada di satu teknologi yang sekarang makin banyak digunakan di berbagai sektor, yaitu gas detection.

Teknologi ini bukan cuma soal alat yang bisa “cium” bau gas, tapi lebih dari itu, ia bisa menyelamatkan nyawa. Dan menariknya lagi, sekarang alat-alat deteksi gas sudah makin pintar, banyak yang dilengkapi koneksi Bluetooth, dan bisa terhubung langsung ke ponsel atau sistem pemantauan digital.

Di artikel ini, kita bakal ngobrolin lengkap soal gas detection, mulai dari cara kerjanya, di mana aja teknologi ini biasa dipakai, sampai soal regulasi teknisnya di Indonesia.

Apa itu Gas Detection?

Apa itu Gas Detection

Gas detection adalah proses deteksi keberadaan gas tertentu di udara, terutama gas-gas yang berbahaya, mudah meledak, atau bisa mengganggu pernapasan. Detektor gas ini biasanya digunakan di lingkungan industri, tambang, kilang minyak, laboratorium, atau bahkan di gedung-gedung modern yang punya sistem keamanan tinggi.

Fungsi utama alat deteksi gas ini jelas, yaitu kasih tahu kita lebih awal kalau ada yang enggak beres. Misalnya, ada kebocoran gas metana, karbon monoksida, atau hidrogen sulfida, sebelum kadar gas itu cukup tinggi buat bikin orang pingsan, meledak, atau bahkan kehilangan nyawa.

Teknologi di Balik Alat Deteksi Gas

Alat-alat seperti ini bekerja pakai sensor, dan sensor ini ada beberapa jenis tergantung gas yang ingin dideteksi:

  • Sensor elektrokimia, buat deteksi gas beracun kayak CO atau H2S.
  • Sensor katalitik, buat gas mudah terbakar seperti metana atau propana.
  • Sensor inframerah (IR), biasanya dipakai untuk gas rumah kaca kayak CO2.
  • Sensor PID (photoionization detector), buat deteksi senyawa organik volatil (VOC).

Kalau kadar gas tertentu terdeteksi melebihi batas aman, alatnya bakal ngasih peringatan. Bisa dalam bentuk bunyi, getar, lampu berkedip, bahkan notifikasi langsung ke handphone kalau pakai koneksi Bluetooth.

Kenapa Teknologi Ini Penting?

Teknologi Gas Detection

Jawabannya simpel, karena enggak semua gas bisa kita deteksi pakai indra manusia. Ada gas yang enggak berwarna, enggak berbau, tapi berbahaya banget. Itulah kenapa alat ini penting banget buat perlindungan.

Beberapa fungsi kuncinya antara lain:

  • Melindungi pekerja dari bahaya kebocoran gas.
  • Mencegah kebakaran atau ledakan sebelum sempat terjadi.
  • Mendeteksi kondisi darurat secara real-time, dan kirim datanya ke pusat kontrol.
  • Monitoring jarak jauh, apalagi kalau alatnya sudah dilengkapi Bluetooth.

Teknologi modern bikin detektor gas sekarang bisa kerja lebih pintar. Bayangin, teknisi bisa pantau kadar gas dari jarak jauh lewat aplikasi, enggak perlu langsung turun ke lokasi berisiko.

Perangkat Deteksi Berbasis Bluetooth

Nah, sekarang makin banyak alat pendeteksi gas yang punya fitur Bluetooth. Apa keuntungannya?

Bluetooth bikin alat bisa kirim data ke HP atau tablet secara langsung. Jadi, teknisi bisa tahu kondisi lingkungan dari jauh. Alat juga bisa nyambung ke sistem cloud, jadi datanya bisa disimpan, dianalisis, bahkan dibagi secara otomatis ke tim keselamatan.

Tapi karena pakai teknologi komunikasi, alat ini masuk kategori perangkat telekomunikasi jarak pendek. Artinya, ada regulasi teknis yang harus dipenuhi supaya bisa dipakai dan dijual resmi di Indonesia.

Regulasi di Indonesia

Mengenali Gas Detection, Fungsi dan Regulasinya di Indonesia

Kalau alat deteksi gas Anda pakai fitur Bluetooth, berarti dia harus tunduk pada KEPMEN KOMINFO Nomor 260 Tahun 2024. Regulasi ini jadi acuan resmi soal spesifikasi teknis perangkat Bluetooth, termasuk yang ada pada  alat pendeteksi ini.

Berikut poin-poin utamanya:

  • Pita frekuensi: 2400–2483.5 MHz (pita umum Bluetooth)
  • Daya pancar maksimum: ≤ 20 dBm EIRP
  • Standar teknis: ETSI EN 300 328 v2.2.2 dan standar kompatibel lainnya
  • Lebar kanal: tergantung jenis Bluetooth (BLE atau klasik), biasanya ≤ 3 MHz

Kalau Anda produsen, distributor, atau importir perangkat atau produk yang pakai fitur Bluetooth, maka alat Anda wajib diuji dulu di laboratorium pengujian resmi. Kalau dinyatakan lolos, nanti dapat Laporan Hasil Uji (LHU) yang bisa dipakai buat mengajukan sertifikasi DJID.

Tanpa sertifikasi ini, perangkat Anda enggak boleh dipasarkan atau dipakai secara resmi di Indonesia. Masalahnya, prosesnya proses pengurusannya memang enggak selalu mudah, apalagi kalau baru pertama kali mengurusnya. Nah, di sinilah peran jasa sertifikasi DJID bisa sangat membantu, karena mereka bisa bantuin dari awal sampai sertifikatnya keluar, tanpa bikin Anda repot sendiri.

Tantangan dan Peluang

Teknologi deteksi gas jelas penting, tapi tetap ada tantangannya:

  • Harga perangkat masih lumayan tinggi.
  • Masih banyak alat tanpa koneksi yang digunakan di lapangan.
  • Kurangnya awareness soal wajib sertifikasi perangkat Bluetooth.

Tapi di sisi lain, peluangnya besar banget. Semakin banyak industri sadar soal keselamatan kerja dan mulai masuk ke sistem berbasis Internet of Things (IoT). Perangkat gas detection pintar bisa jadi tulang punggung sistem itu, asal sudah sesuai standar regulasi. <UN>

FAQ

Berikut pertanyaan umum seputar alat ini:

Apa itu gas detection?

Gas detection adalah proses mendeteksi gas berbahaya di udara menggunakan alat khusus. Teknologi ini dipakai untuk mencegah kecelakaan akibat kebocoran gas, baik di lingkungan industri maupun publik.

Gas apa saja yang bisa dideteksi?

Tergantung sensornya, gas detector bisa mendeteksi karbon monoksida (CO), metana (CH4), amonia (NH3), hidrogen sulfida (H2S), dan banyak lagi gas beracun atau mudah meledak lainnya.

Di mana biasanya alat gas detection digunakan?

Alat ini umum digunakan di pabrik kimia, tambang, laboratorium, rumah sakit, dapur komersial, dan bahkan rumah pribadi. Beberapa perangkat portable juga dipakai oleh pekerja lapangan.

Related Post

Leave a Comment

Ready to talk?   Get in touch with our friendly team of experts.   We’re ready to assist you.