#1 Your Trusted Business Partner

Jenis Gas Detector: Mana yang Paling Cocok untuk Kebutuhan Anda?

Galih Nugroho

jenis gas detector - Narmadi.co.id

Pernah dengar istilah gas detector tapi masih bingung sebenarnya ada berapa jenis dan bedanya apa aja? Wajar banget, soalnya alat ini memang enggak cuma satu model doang. Ada berbagai jenis gas detector yang dirancang buat mendeteksi gas tertentu, dan setiap jenis punya keunggulan serta kekurangannya masing-masing.

Nah, kalau Anda lagi nyari info soal jenis-jenis alat pendeteksi gas yang paling pas buat industri, gedung komersial, atau bahkan rumah tangga, artikel ini cocok banget buat Anda. Yuk, kita bahas satu per satu.

Jenis-Jenis Gas Detector

Gas detector elektrokimia

Jenis Gas Detector: Mana yang Paling Cocok untuk Kebutuhan Anda?

Jenis yang satu ini paling sering digunakan untuk mendeteksi gas beracun seperti karbon monoksida (CO), hidrogen sulfida (H2S), atau klorin (Cl2). Cara kerjanya cukup unik, sensor akan menghasilkan arus listrik saat bereaksi dengan gas target, dan dari situ sistem bisa menghitung kadar gasnya.

Kelebihannya adalah akurasi yang tinggi dan sensitivitas yang baik, bahkan di konsentrasi rendah. Tapi karena sensornya cukup sensitif, alat ini biasanya perlu dikalibrasi secara berkala biar tetap akurat.

Gas detector inframerah (IR)

Jenis Gas Detector: Mana yang Paling Cocok untuk Kebutuhan Anda?

Kalau Anda butuh deteksi gas yang mudah menguap seperti karbon dioksida (CO2) atau metana (CH4), gas detector inframerah bisa jadi pilihan ideal. Detektor ini menggunakan cahaya inframerah buat mengukur seberapa banyak gas yang menyerap cahaya.

Keunggulannya? Stabilitas tinggi dan tahan lama karena komponennya enggak langsung bersentuhan dengan gas. Selain itu, sensor IR juga bisa tetap berfungsi di lingkungan dengan kadar oksigen rendah.

Gas detector katalitik

Detektor ini biasanya digunakan buat mendeteksi gas mudah terbakar, seperti metana, propana, dan hidrogen. Sensor bekerja berdasarkan reaksi pembakaran kecil yang terjadi di dalam alat, lalu perubahan suhu diubah jadi sinyal listrik.

Walaupun detektor ini cukup umum digunakan di industri, ada kekurangannya juga, yaitu sensor di dalamnya bisa “keracunan”. Artinya, kalau terlalu sering terpapar bahan kimia tertentu (kayak silikon atau belerang), sensor jadi tumpul dan enggak bisa mendeteksi gas dengan akurat lagi.

Selain itu, alat ini juga butuh suplai oksigen yang cukup biar bisa bekerja dengan optimal.

Gas detector ultrasonik

Jenis Gas Detector: Mana yang Paling Cocok untuk Kebutuhan Anda?

Berbeda dari yang lain, gas detector ultrasonik enggak mendeteksi gas secara langsung, tapi mendeteksi suara ultrasonik yang ditimbulkan dari kebocoran gas bertekanan tinggi. Alat ini sangat berguna di tempat yang bising atau terbuka, di mana kebocoran gas bisa terjadi tanpa disadari.

Detektor ini biasanya digunakan di fasilitas minyak dan gas karena kemampuannya mendeteksi insiden sebelum gas menyebar luas. Tapi tentu saja, harganya juga lebih tinggi dibanding jenis gas detector lainnya.

Gas detector fotoionisasi (photoionization detector / PID)

Kalau Anda bekerja di laboratorium atau lingkungan dengan senyawa organik volatil (VOC), jenis gas detector ini wajib dilirik. PID bekerja dengan memecah molekul gas menggunakan sinar ultraviolet (UV), lalu menghitung ion yang terbentuk.

Keunggulannya adalah detektor ini bisa mengidentifikasi banyak jenis VOC sekaligus, walaupun harus tetap disesuaikan dengan jenis aplikasi dan lingkungan pemakaiannya.

Gas detector multi-gas

Seperti namanya, detektor ini bisa mendeteksi lebih dari satu jenis gas dalam satu alat. Biasanya digunakan untuk pemantauan keselamatan di ruang tertutup (confined space), di mana kemungkinan terpapar beberapa jenis gas sekaligus cukup tinggi.

Alat ini menggabungkan beberapa sensor (misalnya elektrokimia dan katalitik) dalam satu perangkat, sehingga cocok untuk pekerja lapangan yang butuh perlindungan lebih dari satu ancaman gas.

Menyesuaikan Jenis Gas Detector dengan Kebutuhan

Memilih gas detector enggak bisa asal pilih. Anda harus tahu dulu:

  • Jenis gas apa yang ingin dipantau?
  • Lingkungan kerja seperti apa? Apakah ada suhu ekstrem, kelembapan tinggi, atau ruang terbatas?
  • Apakah perlu konektivitas dengan sistem lain seperti alarm bangunan atau dashboard pemantauan?

Setelah itu, baru deh Anda bisa menentukan jenis gas detector yang paling cocok.

Kalau Anda penasaran bagaimana alat-alat ini bisa tahu ada gas berbahaya hanya dalam hitungan detik, Anda bisa membaca artikel kami tentang cara kerja gas detection. Di situ dijelaskan secara lengkap mulai dari sensor hingga sistem kontrolnya.

Di balik bentuknya yang sederhana, setiap jenis gas detector membawa peran besar buat menjaga keselamatan manusia dan properti. Entah itu di industri, rumah sakit, dapur restoran, atau pabrik kimia, pemilihan alat yang tepat bisa jadi pembeda antara pencegahan dan potensi bencana.

Makin ke sini, teknologi gas detector juga makin canggih, karena bisa terhubung ke cloud, dikendalikan via smartphone, bahkan dikalibrasi otomatis. Jadi, kalau Anda bertanggung jawab atas keselamatan lingkungan kerja atau rumah, mulai pertimbangkan penggunaan alat ini dan pilih jenis gas detector yang paling sesuai.

Related Post

Leave a Comment

Ready to talk?   Get in touch with our friendly team of experts.   We’re ready to assist you.