Saat ini, perangkat nirkabel seperti smartphone, smartwatch, hingga earphone, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Tapi, pernahkah terlintas di pikiran Anda, adakah risiko dari paparan gelombang radio yang dipancarkan oleh perangkat-perangkat tersebut?
Di sinilah Specific Absorption Rate atau SAR berperan penting. SAR adalah ukuran seberapa besar energi elektromagnetik yang diserap oleh tubuh manusia saat menggunakan perangkat yang memancarkan sinyal radio.
Istilah ini mungkin terdengar teknis, tetapi sangat berkaitan langsung dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan perangkat yang kita pegang setiap hari.
Daftar isi
Apa Sebenarnya Specific Absorption Rate itu?
Bayangkan saat Anda menempelkan ponsel ke telinga selama menelepon. Dalam proses itu, tubuh Anda menyerap sebagian kecil dari energi gelombang radio yang dipancarkan.
SAR digunakan untuk mengukur jumlah energi tersebut, biasanya dinyatakan dalam satuan watt per kilogram (W/kg). Pengukuran ini difokuskan pada jaringan tubuh tertentu, misalnya 10 gram jaringan di kepala atau tangan untuk menilai apakah perangkat masih dalam batas aman.
Meskipun energi yang diserap tergolong kecil, jika terakumulasi dalam waktu lama tanpa kontrol yang baik, dikhawatirkan dapat menimbulkan efek termal atau bahkan gangguan biologis. Oleh karena itu, regulasi mengenai SAR menjadi hal yang sangat penting untuk dipahami oleh produsen maupun pengguna.
Standar Specific Absorption Rate Berdasarkan Regulasi di Indonesia

Melalui Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika (KEPMEN KOMINFO) No. 177 Tahun 2024, pemerintah Indonesia menetapkan batas SAR maksimum sebesar 2 W/kg untuk jaringan tubuh seberat 10 gram. Nilai ini mengikuti standar internasional yang juga diterapkan di banyak negara lain, termasuk IEC 62209-1, IEC 62209-2, dan IEC/IEEE 62209-1528.
Regulasi ini hadir sebagai bentuk perlindungan terhadap masyarakat, dengan memastikan bahwa perangkat telekomunikasi yang digunakan sehari-hari tidak menimbulkan risiko kesehatan akibat paparan radiasi yang berlebihan.
Informasi lengkap mengenai batasan Specific Absorption Rate untuk perangkat telekomunikasi sesuai KEPMEN KOMINFO No. 177 Tahun 2024, bisa dilihat atau diunduh di sini!
Perangkat Apa Saja yang Wajib Diuji SAR-nya?

Tidak semua perangkat elektronik wajib diuji SAR-nya. Regulasi hanya mewajibkan pengujian SAR pada perangkat yang:
- Memancarkan gelombang radio (seperti 4G, 5G, WiFi, atau Bluetooth)
- Digunakan dekat dengan tubuh dalam durasi tertentu
Beberapa contoh perangkat tersebut antara lain:
- Smartphone
- Smartwatch
- Wireless earphone
- Komputer tablet
- Perangkat wearable lainnya
Jika perangkat termasuk dalam kategori ini, maka produsen atau importir wajib memastikan bahwa nilai SAR telah diuji dan memenuhi standar sebelum bisa dipasarkan secara legal di Indonesia.
Mengapa Pengujian Specific Absorption Rate Sangat Penting?

Pengujian SAR bukan sekadar prosedur teknis yang harus dipenuhi. Di baliknya, ada tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa produk yang dijual tidak menimbulkan risiko kesehatan bagi pengguna.
Adanya sertifikasi SAR menunjukkan bahwa perangkat:
- Telah diuji oleh laboratorium terakreditasi
- Memenuhi ambang batas keamanan yang ditetapkan
- Aman untuk digunakan dalam aktivitas sehari-hari
Bagi produsen, kepatuhan terhadap ketentuan ini juga menjadi bukti bahwa produk mereka layak bersaing secara global dan telah memenuhi regulasi nasional.
Tips Bagi Konsumen untuk Penggunaan yang Aman
Bagi Anda sebagai pengguna, beberapa langkah kecil dapat membantu mengurangi paparan sinyal berlebih:
- Pilih perangkat yang sudah memiliki sertifikasi SAR
- Gunakan earphone atau speaker mode saat menelepon dalam waktu lama
- Hindari menyimpan ponsel terlalu dekat dengan tubuh, terutama saat tidur
- Periksa nilai SAR perangkat di bagian spesifikasi atau kemasan resmi
Meskipun perangkat di pasaran umumnya sudah memenuhi standar keamanan, langkah-langkah ini tetap penting dilakukan sebagai bentuk kesadaran terhadap kesehatan jangka panjang.
Penutup
Specific Absorption Rate bukanlah istilah teknis yang bisa diabaikan. Di balik angkanya, tersimpan upaya besar untuk memastikan perangkat yang Anda gunakan setiap hari aman untuk tubuh.
Dengan diberlakukannya KEPMEN KOMINFO No. 177 Tahun 2024, pengujian SAR kini menjadi standar yang wajib dipenuhi dalam proses sertifikasi perangkat nirkabel.
Sebagai konsumen, memahami SAR membantu Anda memilih perangkat dengan lebih bijak. Sementara itu, bagi pelaku industri, patuh pada regulasi ini bukan hanya soal memenuhi kewajiban, tapi juga bentuk kepedulian terhadap kualitas dan keselamatan pengguna.
 
					









Leave a Comment