Mesin printer modern semakin canggih dengan dukungan konektivitas WiFi dan Bluetooth. Fitur ini memungkinkan pencetakan lebih praktis tanpa kabel. Namun, sebelum printer jenis ini dipasarkan dan digunakan secara legal di Indonesia, perangkat tersebut harus mendapatkan sertifikasi SDPPI. Artikel ini membahas pentingnya sertifikasi SDPPI untuk printer, khususnya yang menggunakan teknologi WiFi dan Bluetooth, serta proses pengujiannya.
Daftar isi
Sekilas tentang Sertifikasi SDPPI

Sertifikasi SDPPI adalah standar yang ditetapkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI).
Sertifikasi ini diwajibkan bagi perangkat elektronik yang menggunakan frekuensi radio, termasuk printer WiFi dan Bluetooth. Tujuan utamanya adalah:
- Mengatur spektrum frekuensi: Untuk mencegah interferensi antara perangkat elektronik yang memanfaatkan spektrum radio.
- Keamanan pengguna: Memastikan perangkat tidak memancarkan radiasi yang berbahaya.
- Kinerja optimal: Menjamin perangkat berfungsi dengan efisien dan kompatibel dengan perangkat lain.
- Legalitas produk: Melindungi konsumen dengan memastikan perangkat sesuai regulasi nasional.
Printer tanpa sertifikasi SDPPI tidak diizinkan beredar secara legal di Indonesia.
Mengapa Mesin Printer Wajib Sertifikasi SDPPI?

Mesin printer modern dengan konektivitas WiFi dan Bluetooth memanfaatkan spektrum radio untuk menghubungkan perangkat. Teknologi ini memerlukan pengawasan ketat agar tidak menyebabkan gangguan frekuensi atau membahayakan pengguna.
Berikut adalah alasan mengapa sertifikasi SDPPI penting untuk printer:
- Keamanan frekuensi: Memastikan printer tidak mengganggu sinyal perangkat lain seperti router WiFi atau headset Bluetooth.
- Kepatuhan regulasi: Memberikan kepastian hukum bagi produsen dan konsumen.
- Performa optimal: Sertifikasi memastikan printer dapat bekerja secara efisien sesuai spesifikasi.
Fokus Pengujian pada WiFi dan Bluetooth Printer
Pengujian WiFi
WiFi pada printer memungkinkan pengguna mencetak dokumen secara nirkabel melalui jaringan lokal. Agar perangkat memenuhi standar sertifikasi SDPPI, pengujian dilakukan untuk memastikan printer beroperasi sesuai regulasi. Berikut adalah parameter yang diuji:
1. Range frekuensi radio
WiFi printer diuji untuk memastikan hanya beroperasi pada pita frekuensi yang diizinkan, yaitu:
- 2400 – 2483.5 MHz (2.4 GHz band)
- 5150 – 5250 MHz, 5250 – 5350 MHz, dan 5725 – 5825 MHz (5 GHz band)
Frekuensi ini harus sesuai untuk menghindari interferensi dengan perangkat lain yang berbagi pita frekuensi tersebut.
2. Maksimum bandwidth
Bandwidth maksimum pada frekuensi tertentu juga diuji untuk menjaga efisiensi spektrum:
- Pada pita 2400 – 2483.5 MHz: ≤ 40 MHz
- Pada pita 5150 – 5825 MHz: ≤ 80 MHz
Hal ini memastikan printer tidak menggunakan bandwidth berlebih yang dapat mengganggu perangkat lain dalam jaringan.
3. Maximum EIRP (Effective Isotropically Radiated Power)
Kekuatan pancar WiFi diuji untuk mematuhi batas daya maksimum yang diizinkan:
- Pita 2.4 GHz (2400 – 2483.5 MHz): ≤ 500 mW (27 dBm)
- Pita 5 GHz (5150 – 5825 MHz): ≤ 200 mW (23 dBm)
Uji ini memastikan sinyal WiFi printer cukup kuat untuk koneksi stabil, tetapi tidak berlebihan sehingga dapat menyebabkan interferensi dengan perangkat lain.
4. Spurious emissions
Printer diuji untuk memastikan tidak memancarkan sinyal di luar frekuensi operasional yang dapat mengganggu perangkat lain:
- Range frekuensi: 1 GHz – 12.75 GHz
- Emisi maksimum: -30 dBm
- Bandwidth: 1 MHz
Hal ini bertujuan untuk menjaga lingkungan spektrum tetap bersih dan bebas dari gangguan sinyal liar.
Pengujian Bluetooth
Bluetooth printer memungkinkan koneksi langsung dengan perangkat mobile tanpa jaringan internet. Pengujian mencakup:
- Jangkauan: Memastikan printer dapat terhubung dalam jarak yang sesuai dengan spesifikasi.
- Keamanan sinyal: Menghindari potensi penyadapan data melalui koneksi Bluetooth.
- Kompatibilitas: Menguji printer agar kompatibel dengan berbagai sistem operasi dan perangkat, seperti smartphone dan laptop.
Dengan melewati semua pengujian ini, mesin printer dengan konektivitas WiFi dan Bluetooth telah memenuhi standar SDPPI, sehingga memastikan kompatibilitas dan kinerja optimal dalam ekosistem perangkat nirkabel.
Dampak Jika Mesin Printer Tidak Memiliki Sertifikasi SDPPI

Mesin printer modern yang tidak memiliki sertifikasi SDPPI dapat menimbulkan berbagai masalah yang tidak hanya merugikan produsen dan konsumen, tetapi juga ekosistem frekuensi radio secara keseluruhan. Berikut beberapa dampak yang mungkin terjadi:
1. Gangguan frekuensi
Tanpa sertifikasi, printer berpotensi memancarkan sinyal yang tidak sesuai dengan standar frekuensi yang diatur. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada perangkat lain yang menggunakan spektrum radio serupa, seperti router WiFi, perangkat Bluetooth, atau bahkan alat komunikasi penting seperti radar.
2. Kinerja printer tidak stabil
Printer yang tidak lolos uji sertifikasi SDPPI mungkin memiliki kinerja yang tidak optimal, seperti koneksi WiFi yang sering terputus atau sinyal Bluetooth yang lemah. Hal ini dapat mengganggu produktivitas pengguna, terutama di lingkungan kerja yang mengandalkan printer secara intensif.
3. Risiko keamanan
Tanpa pengujian keamanan yang sesuai, printer dapat memancarkan sinyal yang rentan terhadap penyadapan atau serangan cyber. Ini menjadi risiko besar, terutama untuk printer yang digunakan dalam organisasi yang menangani data sensitif, seperti lembaga pemerintahan atau perusahaan besar.
4. Produk tidak legal di Indonesia
Printer tanpa sertifikasi SDPPI tidak diizinkan beredar atau dijual secara legal di Indonesia. Hal ini dapat merugikan produsen karena produk mereka tidak dapat dipasarkan.
Sementara itu, konsumen yang membeli printer tanpa sertifikasi juga berisiko menggunakan perangkat yang tidak sesuai dengan regulasi, yang dapat mengakibatkan kerugian finansial atau teknis.
5. Kerugian finansial bagi produsen
Produsen yang mengabaikan sertifikasi SDPPI dapat menghadapi denda, penarikan produk dari pasar, atau larangan distribusi. Hal ini tidak hanya merusak reputasi, tetapi juga berdampak pada keberlanjutan bisnis mereka.
6. Penurunan kepercayaan konsumen
Pengguna printer yang tidak bersertifikasi mungkin mengalami masalah seperti konektivitas yang buruk atau kualitas cetakan yang tidak memadai. Hal ini dapat menurunkan kepercayaan konsumen terhadap merek atau produsen perangkat tersebut.
Dengan berbagai dampak negatif tersebut, memastikan mesin printer memiliki sertifikasi SDPPI tidak hanya melindungi ekosistem spektrum radio, tetapi juga menjamin kualitas serta keamanan bagi pengguna.
Jika Anda memiliki produk yang memerlukan sertifikasi, menggunakan jasa sertifikasi SDPPI dapat menjadi solusi praktis. Selain memperlancar proses pengurusan, hal ini memungkinkan Anda lebih fokus pada strategi pemasaran dan pengembangan produk di masa depan.










Leave a Comment